Luhut Kembali Urusi UMKM, Kali ini Promosikan Platform Bernama DigiKu
JAKARTA - Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Perekonomian, menggandeng Himbara dan e-commerce meluncurkan fasilitas Digital Lending yang tersedia di e-commerce untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Digital.
Fasilitas peminjaman modal tersebut diberi nama DigiKu. Tujuan dibentuknya fasilitas ini karena UMKM adalah tulang punggung dan perekat ekonomi nasional.
Kekokohan ekonomi Indonesia bertumpu pada UMKM. Karena itu harus betul-betul dibantu pertumbuhannya dari Sabang sampai Merauke.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, DigiKu menjadi solusi bagi UMKM untuk mendapatkan modal. Bahkan, proses yang dibutuhkan untuk mengajukan hingga pencairannya hanya butuh waktu 15 menit.
"Program ini menyelaraskan basis data mitra UMKM pada sistem digital yang berbasis data nasabah yang dimiliki Himbara. Keselarasan data ini akan memudahkan dan mempercepat proses pengajuan dan persetujuan kredit bagi UMKM. Hanya dalam waktu 15 menit, saya ulangi hanya dalam waktu 15 menit," tuturnya, dalam diskusi virtual, Jumat, 17 Juli.
Luhut mengatakan, melalui inovasi ini pemerintah memberikan bantuan modal finansial senilai Rp4,2 triliun. Dana ini akan disalurkan kepada 1 juta unit UMKM yang ada dalam ekosistem digital. Bahkan, kata Luhut, targetnya akan terus tambah sejalan dengan penyerapan yang dilakukan oleh UMKM.
"Hari ini kita akan menjadi saksi inovasi yang menjawab kebutuhan permodalan pelaku UMKM, berbentuk penyaluran pinjaman secara online bagi mitra UMKM," katanya.
Menurut Luhut, program digiKu menjadi sebuah bukti keberpihakan Himbara bagi para pelaku UMKM. Ia berharap, dengan diluncurkan program ini UMKM di seluruh pelosok negeri dapat merasakan manfaatnya.
Lebih lanjut, kata Luhut, dengan inovasi fasilitas ini peran vital UMKM sebagai penopang dan perekat ekonomi nasional dapat terus berjalan.
"Saya percaya bahwa UMKM memiliki kemampuan untuk terus berinovasi dan berkreasi bersama-sama," tuturnya.
Di samping itu, Luhut mengajak, semua pihak untuk mendukung dan ambil bagian dalam rangka membeli produk-produk buatan UMKM. Menurut dia, dengan mengambil peran dalam gerakan ini artinya turut membantu menggulirkan roda produksi UMKM dan geliat ekonomi nasional sehingga Indonesia bisa keluar dari tekanan-tekanan COVID-19.
"Niscaya seluruh semangat dan usaha yang kita lakukan akan berbuah manis, bagi kemajuan Tanah Air yang kita cintai ini," ucapnya.
Luhut juga mengatakan, sejak gerakan bangga buatan Indonesia (BBI) diluncurkan 14 Mei oleh Presiden Jokowi, hingga hari ini terdapat lebih dari 1 juta unit UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital.
Penyerapan Permodalan UMKM Masih Rendah
Luhut mengatakan, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satunya yakni pada akses permodalan.
"Penyerapan permodalan UMKM masih terhitung rendah. Itu sebabnya Pak Airlangga bekerja keras untuk memastikan permodalan ini bisa jalan sampai ke bawah," katanya.
Baca juga:
Padahal insentif yang digelontorkan Presiden Joko Widodo melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk sektor UMKM tak sedikit. Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp124 triliun untuk UMKM dalam progaram Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Luhut menjelaskan, rendahnya penyerapan tersebut karena banyak pelaku usaha yang mencari pinjaman modal namun terganjal proses administrasi yang diterapkan oleh perbankan.
"Maka kami mengimbau perbankan untuk melonggarkan, khususnya dalam konteks COVID-19 ini, proses-proses administrasi dalam membantu UMKM," tuturnya.
Menurut Luhut, dalam menyelesaikan permasalahan UMKM ini, dibutuhkan suatu inovasi. Ia menegaskan, inovasi tersebut juga harus mempunyai unsur efisiensi, perluasan manfaat, dan peningkatan kualitas.
"Seperti pesan Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi), kita jangan membuang aturan-aturan yang mengikat diri kita sendiri," ucapnya.
Luhut mengatakan, dalam masa krisis akibat pandemi COVID-19 ini sangat penting mendorong digitalisasi UMKM. Hal ini bertujuan agar UMKM dapat bertahan dan mengakses pasar yang lebih luas.
Lebih lanjut, Luhut juga menjelaskan, hingga saat ini terdapat 1 juta UMKM telah tergabung di dalam ekosistem digital atau yang memasarkan produknya secara daring. Namun, menurut dia, angka tersebut harus terus digenjot.
Mantan Menko Polhukam ini mengatakan, UMKM memegang peran dan kontribusi penting terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Pada akhir 2019 sektor ini telah berkontribusi terhadap lebih dari 60 persen PDB dan 14 persen dari total ekspor nasional.