Gus Yasin Pastikan Anak Yatim Piatu di Jateng Akibat COVID-19 Terima Pelatihan Keahlian
JATENG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memprioritaskan anak yatim piatu akibat orang tuanya meninggal karena COVID-19 mendapat pelatihan keahlian.
"Saya sampaikan karena ini bencana, dan bencana itu harus menjadi skala prioritas kami," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang dilansir dari Antara, Selasa, 28 September.
Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng mengatakan, anak yatim piatu akibat COVID setelah lulus sekolah menengah pertama akan diarahkan masuk ke SMA-SMK negeri.
"Harus jadi spirit bagi semua, bagaimana mempermudah anak-anak tersebut mengakses pendidikan. Kalau mereka membutuhkan pendidikan tersebut (lanjutan) maka yang kami siapkan adalah pendidikan yang negeri. SMA maupun SMK yang negeri," ujarnya.
Bagi anak masuk pendidikan SMA karena sifatnya umum, Gus Yasin menyarankan agar diberi bantuan pelatihan keahlian tertentu.
"Kalau mereka belum masuk di SMK, tentu 'skill' itu harus diolah karena biasanya kalau di jenjang SMA saja, untuk daftar PNS masih belum bisa sehingga memang perlu. Ini ada pelatihan-pelatihan yang mungkin bisa diambil alih oleh Dinas Koperasi maupun Dinas Perdagangan, atau Dinas Tenaga Kerja, ini harus disiapkan," katanya.
Baca juga:
- Gatot Nurmantyo 'Cium' Indikasi PKI di Tubuh TNI, Netizen: Dulu Panglima Kenapa Tak Ditumpas, Tidur?
- Sesal Pangkostrad Dudung ke Gatot Nurmantyo yang Lempar Isu Patung Soeharto Cs Raib
- Tuduhan Gatot Nurmantyo Soal Patung Soeharto Cs Raib Dimentahkan Pangkostrad Dudung: Seharusnya Tanya Langsung ke Kami
- KPK Ingatkan Kepala Daerah di Jambi Waspadai KKN Dalam Proses Pengadaan Barang dan Jasa
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng Retno Sudewi merinci, dari jumlah 9.807 anak yatim atau piatu akibat COVID-19 di Jateng, sebanyak 5.772 anak di antaranya adalah yatim, sedangkan jumlah piatu 3.608 anak dan yang yatim piatu berjumlah 427 anak.
"Sebanyak 41,72 persen anak yang ditinggalkan orang tuanya akibat COVID-19 di Jateng berusia 13-18 tahun," ujarnya.
Ia mengetakan sepakat bahwa pemerintah perlu memberi perhatian bagi anak yatim piatu COVID-19 tidak hanya dari sisi pendidikan formal, tapi juga informal.
"Sehingga apabila mereka tidak sekolah, bisa juga dari Disperindag, Disnaker, Dinkop UKM (beri) pelatihan-pelatihan dari anak yatim yang umurnya sudah mau mendekati (dewasa), bukan anak lagi ya," katanya.