Persaingan Antar-Negara akan Ketat Pascapandemi, Erick Thohir: Jangan Terlena, Ini Eranya Kita Menyerang
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak hanya memikirkan bagaimana bertahan di masa pandemi COVID-19 ini. Kata dia, pascapandemi juga harus dipikiran. Apalagi, persaingan akan sangat ketat di masa pascapandemi COVID-19.
Karena itu, kata Erick, persiapan dalam menghadapi situasi pascapandemi menjadi keharusan agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain saat kondisi telah kembali normal. Ia menekankan untuk tidak terlena di masa COVID-19 ini.
"Justru ini eranya kita juga menyerang. Jadi jangan bertahan saja. Kalau terlena terus COVID, COVID, COVID, nanti pascaCOVID kita juga akan terpuruk. Ini momentum yang bagus untuk kita semua justru antisipasi dari perubahan yang terjadi tentu karena COVID-19 dan juga pascaCOVID," ujarnya dalam diskusi daring 'Bangkit Bareng', Selasa, 28 September.
Karena itu, Erick berpesan kepada masyarakat untuk tidak lengah dengan penurunan kasus COVID-19. Menurut dia, meskipun kasus menunjukan tren penurunan namun disiplin protokol kesehatan harus tetap dijalankan. Sebab, hal tersebut menjadi kunci dalam memutus penyebaran COVID-19.
Tak hanya itu, menurut Erick, Program Indonesia Sehat juga menjadi kunci dalam pemulihan ekonomi Indonesia saat ini yang tertekan pandemi COVID-19 dan membuat Indonesia bisa berlari kencang pascapandemi.
Baca juga:
- Erick Thohir Bakal 'Undur Diri' dari Jabatan Menteri BUMN Sehari, Digantikan 6 Perempuan Milenial
- Erick Thohir: Alhamdulillah di Era Presiden Jokowi, Bank Syariah Masuk 10 Besar Bank di Indonesia
- Erick Thohir Harapkan Krakatau Sarana Infrastruktur Optimalkan Kinerja Sang Induk
- Erick Thohir: Transaksi BUMN dan UMKM Tembus Rp10,9 Triliun, Harapannya agar yang Miskin Tidak Semakin Miskin
"Kita tetap harus konsisten, ekonomi tidak akan bisa berjalan tanpa adanya disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan," ucapnya.
Selain itu, kata Erick, kunci Indonesia bisa memenangkan persaingan ke depan adalah regenerasi. Kata Erick, Besarnya jumlah anak muda menjadi kekuatan utama bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan di tingkat global.
"Regenerasi harus terjadi supaya menjaga mimpi kita yang mana pada 2045 menjadi negara dengan ekonomi lima besar dunia. Kita punya banyak generasi muda dan sumber daya alam, jangan hanya menjadi pasar tapi bergerak pada peningkatan kualitas human capital," tuturnya.