Menanti Golkar Tunjuk Nama Pengganti Azis Syamsuddin jadi Wakil Ketua DPR
JAKARTA - Partai Golkar akan segera mengumumkan siapa nama pengganti Azis Syamsuddin sebagai pimpinan DPR RI usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Termasuk, soal pergantian antar waktu (PAW).
Baca juga:
- Azis Syamsuddin Disuruh Mandi Sebelum Dibawa ke KPK, Warganet: Enak Bener Jadi Pejabat, Beda Sama Munarman
- Selasa Sore, Golkar Akan Umumkan Pengganti Azis Syamsuddin
- Pulang Kampung ke Papua, Bahlil Ungkap Mahalnya Biaya Pembangunan Bandara
- Berpengaruh Buruk Terhadap DPR dan Partai, MKD dan Golkar Diminta Cepat Tangani Kasus Azis Syamsuddin
Menurut Adies, nama calon pengganti Azis sudah ada di kantong Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
"Rencananya Selasa sore diumumkan," ujar Adies, Minggu, 26 September.
Namun, sektretaris Fraksi Partai Golkar itu mengaku belum tahu siapa calon nama pengganti Azis yang dipilih Airlangga. Yang jelas, kata dia, sudah dikantongi ketua umum.
Soal sudah adanya pembahasan dengan Airlangga, wakil ketua Komisi III DPR itu hanya mengatakan sang ketum sering memanggilnya untuk memberikan petunjuk.
"Setiap saat saya dipanggil ketum untuk diberikan petunjuk," kata Adies.
"Kita tunggu saja besok, siapa yang diusulkan oleh ketua umum,” ujar Supriansa, Minggu, 26 September.
Kendati demikian, Supriansa memastikan bahwa orang yang menggantikan Azis Syamsuddin sebagai pimpinan DPR merupakan kader terbaik Partai Golkar.
"Siapapun, itulah yang terbaik dari Golkar untuk menjadi wakil ketua DPR gantikan posisi AS,” kata anggota Komisi III itu.
Sekadar informasi, Azis menjadi tersangka tunggal dalam kasus tersebut. Ia juga telah dibidik sejak Agustus 2020. Adapun kasus ini bermula saat Azis mencoba menghubungi mantan Penyidik KPK, Stepanus Robin Pattuju untuk menutup perkara yang menjerat Politikus Partai Golkar Aliza Gunado dan dirinya di KPK.
Robin meminta uang ke Azis untuk membantunya menutup perkara di KPK. Untuk melancarkan aksinya, Robin juga dibantu Pengacara Maskur Husain. Robin diduga berkali-kali menemui Azis untuk menerima uang. Pemberian uang dilakukan secara berkala yakni sebanyak tiga kali yakni 100 ribu dolar AS, 17.600 dolar Singapura, dan 140.500 dolar Singapura.
Kesepakatan awalnya, Azis harus memberikan Rp4 miliar untuk menutup kasusnya. Sementara, Robin dan Maskur diduga telah menerima Rp3,1 miliar dari Azis.