Anak Pendiri Huawei Dibebaskan, Bisa Pulang ke China Usai Kesepakatan dengan AS
JAKARTA - Setelah melakukan kesepakatan dengan pengadilan, Kepala keuangan Huawei, Meng Wanzhou yang ditahan di Canada atas tuduhan penipuan yang dilakukannya, telah meninggalkan negara Amerika Serikat (AS).
Wanzhou dikatakan telah bertahun-tahun mengalami ketegangan diplomatik atas nasibnya. Dia ditahan atas tuduhan penipuan pada Desember 2018 atas permintaan AS.
"Hidup saya telah terbalik. Itu adalah waktu yang mengganggu bagi saya. Setiap awan memiliki lapisan perak. Saya tidak akan pernah melupakan semua harapan baik yang saya terima dari orang-orang di seluruh dunia," ungkap Wanzhou setelah dibebaskan.
Tak lama setelah keluar sebagai tahanan rumah di rumahnya di Vancouver, Wanzhou kemudian naik penerbangan Air China menuju kota Shenzhen, China.
Dihimpun dari BBC Internasional, Sabtu, 25 September, Departemen Kehakiman AS (DOJ) membatalkan permintaan ekstradisi untuknya pada Jumat kemarin.
Baca juga:
- Bumi Sudah Tua dan Rapuh, Jeff Bezos Akan Donasikan Rp14,2 Triliun untuk Atasi Perubahan Iklim
- Cegah Penipuan Online, Google Kini Lebih Transparan Tentang Pengiklan di Platformnya
- Tak Mampu Sediakan Pasokan Listrik, Regulator Energi Australia Gugat Neoen SA,
- Bos Apple Marah Besar Karyawannya Terus Beri Bocoran Rahasia Perusahaan ke Publik
Diketahui, AS menuduh Wanzhou menyesatkan bank HSBC mengenai hubungan Huawei dengan sebuah perusahaan bernama Skycom, menempatkan bank pada risiko melanggar sanksi AS terhadap Iran.
DOJ mengatakan telah mencapai kesepakatan penuntutan yang ditangguhkan. Artinya, DOJ akan menunda penuntutan Wanzhou hingga Desember 2022. Jika dia mematuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pengadilan, kasus tersebut pada akhirnya bisa dihapus.
Hal ini memungkinkan Wanzhou secara resmi bisa menyangkal bersalah atas tuduhan utama, sementara juga mengakui tuduhan yang diajukan oleh AS. Sebagai bagian dari kesepakatan, Wanzhou menyetujui pernyataan fakta yang mengakui bahwa dia secara sadar membuat pernyataan palsu kepada HSBC.
DOJ mengungkapkan Wanzhou telah melakukan skema untuk menipu lembaga keuangan global, dan pihaknya akan terus mempersiapkan persidangan terhadap Huawei.
Kasus ini tentu saja membuat marah China serta merenggangkan hubungannya dengan AS dan Canada. Bahkan, memicu tuduhan bahwa China telah menahan warga negara Canada sebagai pembalasan, tetapi kemudian hal itu dibantah China.
Sebagai informasi, Meng Wanzhou adalah putri sulung dari miliarder Ren Zhengfei, yang mendirikan Huawei pada tahun 1987. Perusahaan ini sekarang menjadi pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia.
Wanzhou bertugas di tentara China selama sembilan tahun, hingga 1983, dan juga anggota Partai Komunis China.