Varian COVID-19 Baru Asal Jepang Terdeteksi di Amerika Serikat, Menginfeksi Lebih dari 10 Ribu Orang di Dunia

JAKARTA - Varian baru dari virus corona yang berasal dari Jepang telah terdeteksi di sebuah panti jompo di Kentucky, Amerika Serikat, menginfeksi 45 warga dan petugas kesehatan.

Varian virus R.1 terkait dengan jenis virus corona asli dan mengandung banyak mutasi unik, dapat menyebabkan peningkatan resistensi terhadap antibodi dalam serum pemulihan dan untuk menetralkan antibodi monoklonal.

Varian yang berevolusi berhasil mempengaruhi banyak orang yang divaksinasi dengan menghindari antibodi. Varian itu terdeteksi pada Bulan April, saat terjadi wabah di fasilitas perawatan Kentucky, di mana hampir semua penduduk telah menerima vaksin COVID-19.

Hasil investigasi Departemen Kesehatan Masyarakat Kentucky mengungkapkan, staf yang tidak divaksinasi dan terinfeksi memulai wabah pada awal Maret.

Mantan Profesor Harvard Medical School dan pakar penyakit menular Dr. William A Haseltine dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Forbes menyebut, "R.1 adalah varian yang harus diperhatikan karena telah mendirikan pijakan di Jepang dan Amerika Serikat," mengutip Independent 22 September.

Menurut database GISAID SARS-CoV-2, varian tersebut telah menginfeksi lebih dari 10.000 orang di seluruh dunia. Varian ini berbagi mutasi D614G yang sangat menular yang hadir dalam varian lain yang menjadi perhatian seperti Delta, Alpha, Beta dan Gamma.

Mutasi pada protein lonjakan,disebut E484K, menyampaikan peningkatan resistensi terhadap antibodi. E484K menggantikan asam glutamat residu bermuatan negatif untuk lisin bermuatan positif dan hadir dalam varian Beta, Gamma, Eta, Iota, dan Mu.

Mutasi identik pada posisi 152 hadir di salah satu varian kecil dari strain Delta yang berasal dari India, tulis Dr Haseltine. Varian Delta yang sangat menular pertama kali menjangkiti India dan anak di benua Asia musim panas ini, kemudian dengan cepat menyebar ke barat untuk menginfeksi penduduk Amerika.

Sejak pandemi dimulai pada awal 2020, Kentucky telah melaporkan lebih dari 661.580 kasus dan 8.339 kematian terkait COVID-19. Negara bagian pada Agustus 2021 telah mencatat jumlah kasus tertinggi, kata Gubernur Andy Beshear saat briefing pada Hari Senin.

Sejauh ini setidaknya 70 persen penduduk Kentucky, Amerika Serikat yang memenuhi syarat telah menerima satu dosis vaksin virus corona, tambah gubernur.

"Dengan semua yang kami alami saat ini, kami fokus pada tidak cukupnya orang yang divaksinasi. Dan itulah kekuatan varian delta ini. Mendapatkan 70 persen dari populasi yang divaksinasi terhadap virus baru adalah prestasi besar. Dan itu membutuhkan banyak pekerjaan," terangnya kepada wartawan.