Kasus Menurun hingga Disebut Penanganan COVID-19 Terbaik, DPR: Indonesia Jangan Jemawa, Tetap Waspada
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Anas Thahir, meminta masyarakat tetap mewaspadai penularan virus COVID-19 dan terus mendukung kebijakan pemerintah untuk mengendalikannya. Terlebih, varian baru COVID-19 terus bermunculan dan bisa menjadi ancaman.
Menurutnya, masyarakat jangan lengah lantaran kasus COVID-19 di tanah air sudah menurun. Bahkan, kata dia, John Hopkins University menilai Indonesia sebagai one of the best dalam menangani kasus COVID-19.
"Jangan sampai sebutan itu lantas membuat kita menjadi jemawa. Kita harus tetap waspada terhadap kemungkinan penyebaran COVID-19," ujar Anas, Selasa, 21 September.
Menurutnya, pemerintah harus terus siaga menyiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk adanya isu gelombang ketiga pada akhir tahun ini. Dirinya pun meminta masyarakat harus tetap disiplin dan bersedia bekerja sama melawan pandemi COVID-19.
"Disiplin terhadap protokol kesehatan harus tetap dilakukan, karena itu jalan terbaik pengendalian COVID-19. Mendukung kebijakan pemerintah, salah satunya dengan disiplin tersebut," kata Politikus PPP ini.
Baca juga:
- Mendagri Terbitkan 2 Instruksi soal Lanjutan PPKM yang Berlaku 21 September-4 Okktober
- Menko Luhut: Cegah Gelombang Ketiga, Jaga Kasus Harian pada Level 3.000-an
- Wali Kota Banjarbaru Kalsel Bingung Mengapa Pemerintah Pusat Masih Terapkan PPKM Level 4
- Polisi Periksa Saksi soal Wali Kota Malang Sutiaji dan Rombongan Gowes ‘Terobos’ Pantai yang Tutup karena PPKM
Di satu sisi, Anas menilai pemerintah harus menjawab kritik masyarakat dengan tindakan perbaikan-perbaikan dan evaluasi dalam tata kelola penanganan COVID-19. Sebab kritik adalah bagian dari keseimbangan demokrasi.
"Pemerintah dan masyarakat harus punya itikad dan keinginan sama, yaitu segera keluar dari pandemi COVID-19 maka percepatan vaksinasi harus terus didorong oleh semua kalangan agar target herd imunity segera tercapai," kata Anas.
Diketahui, Indonesia dianggap sebagai one of the best in the world dalam menangani kasus COVID-19 berdasarkan data salah satu universitas terkemuka yang berbasis di Maryland, John Hopkins University CSSE Covid-19 pada 12 September 2021. Alasannya karena Indonesia mampu menurunkan kasus COVID-19 sebesar 58 persen hanya dalam waktu dua pekan.
Apresiasi juga datang dari World Bank karena Indonesia berhasil mencapai vaksinasi 100 juta dosis pada 31 Agustus. Indonesia hingga Senin 20 September telah berhasil memberikan vaksinasi dosis pertama kepada 79.657.762 orang, vaksinasi dosis kedua kepada 45.224.650 orang, dan dosis ketiga untuk 856.589 orang.
Capaian tersebut sangat penting untuk meningkatkan optimisme dan keyakinan kita sebagai bangsa bisa mengendalikan pandemi. Terlebih, Indonesia punya tantangan lebih dalam penanganan COVID-19 mengingat populasi yang sangat besar dan secara geografis terdiri dari belasan ribu pulau.
Diketahui, Pemerintah kembali memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2-4 di Jawa Bali mulai 21 sampai 4 Oktober 2021. Hal ini lantaran situasi COVID-19 di Jawa-Bali mulai membaik.
"Dalam arahan yang diberikan oleh Presiden dalam Rapat Terbatas hari ini diputuskan bahwa dengan melihat perkembangan yang ada, maka perubahan PPKM Level diberlakukan selama 2 minggu untuk Jawa-Bali," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dalam konferensi pers, Senin, 20 September.
Luhut menyatakan capaian kasus harian secara nasional juga menunjukkan perbaikan. Kasus harian pada Senin, 20 September, berada di bawah 2.000 orang dan kasus aktif di bawah 60 ribu.
"Untuk Jawa-Bali, kasus harian turun hingga 98 persen dari titik puncaknya pada 15 Juli lalu," katanya.
Dia juga menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta masyarakat terus waspada meskipun kasus COVID-19 mulai terkendali.
"Tetapi, tetap tadi Presiden mengingatkan kami, untuk kita semua super waspada menghadapi ini, karena bukan tidak mungkin ada gelombang ketiga," demikian Luhut.