Di Tengah Sengkarut Formula E, Anak Buah Anies Klaim Komunikasi dengan FEO Cukup Baik

JAKARTA - Managing Director Jakarta EPrix PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Gunung Kartiko menyebut hubungan komunikasi DKI dengan Formula E Operation (FEO) selaku promotor dan pemegang lisensi ABB FIA Formula E masih cukup baik meskipun rencana gelaran di Jakarta berpolemik.

"Komunikasi dengan FEO sedang berjalan saat ini dan menunjukkan progres yang cukup positif," kata Kartiko saat dihubungi, Kamis, 16 September.

Saat ini, Kartiko mengaku BUMD milik Pemprov DKI itu masih melakukan kajian ulang terhadap studi kelayakan (feasibility study) mengenai perhitungan biaya penyelenggaraan Formula E.

Kartiko menuturkan kajian gelaran ajang balap mobil bertenaga listrik ini direvisi dengan memasukkan pertimbangan kondisi pandemi COVID-19.

"Kajian ulang secara menyeluruh sedang kami lakukan, terkait perhitungan biaya dan penyelenggaraan setelah pandemi ini," ujar dia.

Kemampuan DKI untuk menganggarkan Formula E saat ini memang terkendala. Masih ada tanggungan pembayaran commitment fee hingga biaya penyelenggaraannya.

Karenanya, Kartiko menuturkan pihaknya akan memangkas biaya pengeluaran Formula E dengan mengurangi sejumlah kegiatan atau seremoni sebelum balapan digelara (prabalapan).

"Untuk biaya penyelenggaran akan disesuaikan sesuai dengan kondisi, utamanya untuk beberapa event pra race akan dikurangi," ujar dia.

Selain itu, Jakpro juga masih mencari sumber dana berupa kerja sama (partership) dan sponsor dari pihak lain. Hal ini dilakukan sesuai rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginginkan Formula E digelar pada Juni 2022. Hal ini ditegaskan lewat Instruksi Gubernur Nomor 49 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Isu Prioritas Daerah Tahun 2021-2022.

Dalam instruksi ini, terdapat 28 isu yang menjadi target capaian penyelesaian isu prioritas daerah tahun 2021-2022. Salah satu isu yang masuk daftar adalah penyelenggaraan Formula E.

Sejauh ini, Anies sudah membayar commitment fee yang dibayarkan tahun 2019 sebesar 20 juta pound sterling atau setara Rp360 miliar, commitment fee pada 2020 sebesar 11 juta pound sterling atau setara Rp200 miliar, dan bank garansi sebesar 22 juta pound sterling atau Rp423 miliar. Totalnya hampir Rp1 triliun.

Namun, Anies masih harus melunasi kewajiban membayar commitment fee Formula E selama 5 tahun. Perkiraan biaya commitment fee yang belum dibayar sebesar Rp2,3 triliun.

Rencana gelaran Formula E di DPRD pun masih menjadi polemik. Fraksi PDIP dan PSI mengajukan usulan hak interpelasi kepada Anies untuk meminta penjelasan mengenai hal ini.