Presiden Jokowi Disarankan Tak Buru-Buru soal Reshuffle, Awal Tahun Lebih Tepat
JAKARTA - Pengamat politik Karyono Wibowo, menilai reshuffle kabinet tidak urgen dilakukan dalam waktu dekat ini. Pasalnya, Presiden Joko Widodo baru saja melakukan perombakan kabinet beberapa bulan lalu.
"Belum lama kan presiden baru melakukan reshuffle, kelihatannya dalam waktu dekat ini belum tetapi saya memprediksi bakal ada reshuffle entah akhir tahun atau awal tahun 2022," ujar Karyono kepada VOI, Kamis, 16 September.
Bukan hanya untuk akomodir parpol koalisi baru, menurut Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) itu, Presiden Jokowi sudah harus berani mengumumkan rapor merah menteri dan melakukan perombakan kabinet besar-besaran.
"Presiden kan sudah punya nilai rapor pembantunya yang merah terus, sebaiknya diganti saja. Enggak usah ragu-ragu karena ini pertaruhan nama presiden di periode terakhir," tegas Karyono.
"Kalau presiden membiarkan menteri yang tidak becus bekerja, dipertahankan, kan yang kena getahnya presiden juga," sambungnya.
Baca juga:
Karyono menambahkan, kegagalan pemerintahan yang disebabkan oleh pembantu presiden yang tidak qualified dan tidak bagus kinerjanya, justru akan meningkatkan ketidak percayaan publik terhadap pemerintah. Terlebih, presiden sebagai kepala pemerintahan harus bertanggung jawab.
Oleh karena itu, Karyono menyarankan Presiden Jokowi agar tak terburu-buru melakukan reshuffle kabinet. Lebih baik, saat ini Presiden benar-benar mengevaluasi dengan matang mana menteri yang harusnya diganti.
"Presiden jangan terburu-buru evaluasi dengan benar, ya mungkin akhir awal atau pertengahan 2022. (Idealnya, red) awal atau akhir tahun, itu lebih tepat reshufflenya," pungkas Karyono.