UNESCO Tanggapi Rencana Turki Ubah Hagia Sophia jadi Masjid
JAKARTA - Pengadilan administratif utama Turki direncanakan akan mengumumkan perubahan status Hagia Sophia dari Museum ke masjid pada Jumat, 10 Juli. Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) berbicara mengenai itu. Catatan UNESCO menempatkan Hagia Sophia sebagai warisan dunia berbentuk museum.
UNESCO mengatakan segala bentuk perubahan status museum Hagia Sophia di Istanbul harus ditinjau ulang oleh komite warisan dunia. "Jadi, negara harus memastikan bahwa tidak ada modifikasi yang merusak nilai universal luar biasa dari sebuah situs yang terdaftar di wilayahnya," kata UNESCO, dilansir Reuters, Jumat, 10 Juli.
"Setiap modifikasi harus diberitahukan sebelumnya oleh negara kepada UNESCO dan ditinjau jika perlu oleh Komite Warisan Dunia," tambahnya.
Disamping itu, UNESCO juga menyatakan keprihatinan mereka kepada pihak berwenang dalam beberapa surat kepada Duta Besar Turki pada Kamis, 9 Juli. "Kami mendesak pemerintah Turki memulai dialog sebelum keputusan diambil yang dapat merusak nilai universal situs tersebut.”
Baca juga:
Tak cuma UNESCO. Kekhawatiran juga muncul dari banyak kalangan pejabat di luar negeri, baik Amerika Serikat, Prancis, Rusia, Yunani, dan para pemimpin Gereja Kristen Ortodoks dunia.
Apalagi, Hagia Sophia merupakan situs warisan dunia yang paling banyak dikunjungi oleh pelancong dunia karena pernah menjadi pusat kerajaan Bizantium Kristen dan Ottoman Muslim. Bahkan, dari seluruh tempat yang ada di Turki jumlah kunjungan ke Hagia Sophia masih paling banyak.
Berdasarkan sejarah, Hagia Sophia merupakan tempat ibadah penting bagi umat Kristen Ortodoks selama berabad-abad, sampai Istanbul --yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel-- jatuh ke tangan Turki Ottoman pada tahun 1453.
Sejak itu, Hagia Sophia dibangun menjadi masjid. Lalu, setelah hadirnya Republik Turki di bawah Mustafa Kemal Ataturk, status Hagia Spohia diubah menjadi museum pada tahun 1934.