Benarkah Dunia Medis Membutuhkan Lebih Banyak Emoji untuk Berkomunikasi?
JAKARTA - Saat ini dunia medis menjadi yang paling mendapat perhatian, dan menurut dokter spesialis penyakit darurat, Shuhan He, dunia medis membutuhkan lebih banyak emoji.
Shuhan He diketahui juga membantu mengusulkan emoji anatomi jantung dan paru-paru. Sekarang, Shuhan He dan yang lainnya telah mengajukan variasi emoji baru terkait kesehatan yang lebih besar. Menurut mereka, langkah ini dapat meningkatkan komunikasi antara dokter dan pasien.
Dalam beberapa tahun terakhir, emoji yang terkait dengan kedokteran dan kesehatan seperti stetoskop, alat bantu dengar, tulang, dan mikroba, telah masuk ke dalam Standar Unicode.
Dalam komentarnya yang diterbitkan minggu lalu di JAMA, Shuhan He dan rekan penulisnya berharap Unicode akan menyetujui lebih banyak emoji yang dapat digunakan dalam konteks medis, termasuk emoji untuk lebih banyak organ, seperti perut, hati, usus, dan peralatan seperti kantong infus, CT scan, juga paket pil.
Di samping itu, Shuhan He juga ingin lebih banyak profesional medis menyokong hadirnya emoji semacam itu dan menetapkan standar penggunaan emoji dalam komunikasi medis.
"Kita tahu dalam kedokteran bahwa ketika pasien mengucapkan kata-kata tertentu, mereka cenderung berkorelasi tinggi dengan patologi tertentu,” ungkap Shuhan He dikutip dari The Verge, Selasa, 14 September.
Menurut Shuhan He, orang sering kali menggambarkan nyeri dada yang menyakitkan seperti merasa gajah sedang duduk di dada mereka.
“Kami juga secara konsisten selalu bertanya kepada orang-orang, seperti apa rasa sakit Anda, tajam, menusuk, tumpul, atau berapi-api? Itu semua adalah emoji yang dapat direpresentasikan dalam bentuk gambar daripada komunikasi verbal," imbuhnya.
Gambar seperti emoji sudah banyak digunakan dalam dunia medis. Shuhan He melihat berbagai kegunaan emoji dalam pengobatan. Pasien yang tidak dapat berbicara atau tidak tahu bahasa Inggris dapat menggunakan emoji untuk menggambarkan gejalanya.
Untuk pasien yang berbicara bahasa Inggris tetapi tidak memiliki banyak literasi kesehatan, bahasa visual standar yang umum dapat memudahkan mereka untuk memahami dan mengikuti instruksi perawatan. Munculnya telehealth juga memberikan lebih banyak kesempatan bagi staf medis untuk melengkapi komunikasi mereka dengan visual.
Baca juga:
- Gara-gara Elon Musk Tweet “Floki Telah Tiba”, Harga Floki Shiba dan Super Floki Melonjak
- Facebook Ternyata Kerap Bebaskan Akun Selebritas dan Politisi Langgar Aturan Platform
- Pemerintah Rusia Blokir AppStore Menjelang Pemilu Parlemen, Ini Alasannya
- Tak Suka Cara Microsoft Tetapkan Browser Default di Windows 11, Mozilla Lakukan Ini!
Meskipun beberapa dokter lain telah menyatakan keinginan untuk emoji yang lebih relevan, tetapi perlu ada lebih banyak penelitian tentang persepsi pasien tentang emoji. Namun, tampaknya emoji tidak harus menjadi prioritas besar di bidang medis, tetapi Shuhan He menganggap segala sesuatu yang meningkatkan komunikasi antara dokter dan pasien itu bermanfaat.
"Menjadi seorang dokter berarti mendengarkan, mendengar rasa sakit mereka dan mendengar perjuangan mereka, dan mendengar dengan tepat apa yang mereka coba lalui, dan untuk membantu mereka. Jika kita tidak bisa berkomunikasi, maka kita tidak bisa menjadi dokter yang baik. Dan inilah inti dari menjadi dokter yang baik," jelas Shuhan He.