China Mulai Tarik Pasukan dari Perbatasan dengan India yang Sengketa

JAKARTA - Menyusul bentrokan yang menyebabkan tewasnya 20 tentara India, China mulai menarik mundur pasukannya dari perbatasan sengketa. Jumlah kematian ini jadi yang tertinggi bagi India sepanjang sengketa perbatasan selama lebih dari 50 tahun.

Penasihat Keamanan Nasional India Ajit Doval dan diplomat top dari China Wang Yi mengatakan, kedua kubu telah membahas permasalahan ini lewat "pertukaran pandangan yang jujur dan mendalam." Catatan mengenai pertemuan itu dirilis Senin, 6 Juli.

Dilaporkan Reuters, kedua pihak menyatakan setuju menarik pasukan secara signifikan. Catatan pemerintah India juga menyebut dua pihak sepakat saling menghormati Garis Kontrol Aktual (LAC) yang jadi acuan posisi negara di sepanjang bagian perbatasan sengketa.

Namun, kabar-kabar yang dilaporkan ini hanya didasari oleh catatan yang dirilis pihak India. Juru Bicara Luar Negeri China Zhao Lijian menanggapi catatan India dengan menyebut kedua pihak telah "mengambil langkah-langkah efektif untuk melepas dan meredakan situasi di perbatasan.

"Kami berharap India akan bertemu China di tengah jalan dan mengambil langkah konkret untuk melaksanakan apa yang disepakati kedua belah pihak, terus berkomunikasi secara erat melalui saluran diplomatik dan militer, serta bekerja sama untuk mendinginkan situasi di perbatasan," kata Zhao dalam konferensi pers di hari yang sama.

Pertempuran terburuk bagi India

Malam hari 15 Juni, pasukan China dan India terlibat pertempuran berjam-jam dengan tongkat dan pentung. 20 orang tentara India tewas di perbatasan sengketa, di perairan beku Sungai Galwan di Himalaya Barat.

Bagi India, pertempuran malam itu adalah yang terburuk sepanjang sejarah sengketa perbatasan. Di pihak lain, China belum mengonfirmasi satupun korban jatuh.

Yang jelas, sejak bentrokan itu, dua negara terlibat hubungan luar biasa panas. Peningkatan tensi terjadi secara dramatis, yang kemudian direspons oleh pembicaraan berminggu-minggu antara pejabat militer senior kedua negara.

Menurut laporan yang sama, militer China terpantau telah membongkar tenda dan bangunan di sebuah situs di Lembag Galwan dekat lokasi bentrokan. Kendaraan-kendaraan militer juga terlihat meninggalkan beberapa wilayah lain, seperti Hotsprings dan Gogra, dua zona perbatasan yang juga diperebutkan.