24 Tengkorak Pejuang Aljazair yang Kembali Pulang ke Tanah Air
JAKARTA - Pemerintah Aljazair akhirnya mengubur 24 tenggorak kepala pejuang kemerdekaan yang melawan pasukan kolonial Prancis pada abad ke-19. Upaya tersebut dilakukan bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Aljazair ke-58 pada Minggu, 5 Juli.
Melansir Associated Press, tengkorak para pejuang sebelumnya dibawa ke Paris sebagai piala perang, sebelum kemudian disimpan di museum selama beberapa dekade. Jumat lalu, 3 Juli tengkorak-tengkorak itu akhirnya dipulangkan. Tercatat, 24 pejuang tersebut telah mengambil bagian dalam perlawanan terhadap pasukan kolonial Prancis pada 1849.
Meluasnya gerakan antirasisme membuat empunya kebijakan merasa penting memulangkan tengkorak kepala para pejuang untuk dikuburkan secara layak di tanah kelahiran mereka. Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune sendiri yang bertindak sebagai pemimpin upacara militer di pemakaman El Alia di sebelah timur Aljir.
Warga Aljazair dari berbagai daerah kemudian berdatangan memberikan penghormatan kepada pejuang. Mereka tampak berbaris menanti petugas memulai prosesi pemakaman. Menariknya, sebanyak 24 peti mati saat itu telah disematkan bendera Aljazair berwarna hijau, putih, dan merah yang menandakan jasa mereka akan selalu diingat oleh negara.
Setelah pemakaman, Abdelmadjid berharap Prancis berani meminta maaf secara total atas dosa masa lalu kolonialisasi. Apalagi, Prancis sendiri telah dikenal brutal saat menjajah Aljazair. “Kami sudah menerima setengah permintaan maaf. Pasti ada langkah lain,” katanya dalam wawancara yang disiarkan Sabtu dengan televisi France-24.
Baca juga:
Meski begitu, Abdelmadjid tetap menyambut baik kembalinya tengkorak pejuang kemerdekaan. Dirinya pun menyatakan harapan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron dapat meningkatkan hubungan dan mengatasi perselisihan sejarah yang melibatkan perseteruan kedua negara.
Tak hanya Presiden Aljazair, Menteri Veteran Tayeb Zitouni pun menyambut baik upaya pemulangan kembali tongkorak para pejuang. Dirinya menyebut langkah ini sebagai "kembalinya para pahlawan ke tanah leluhur mereka, setelah satu setengah abad di pengasingan setelah kematian."
Sebagaimana yang diungkap oleh Profesor Sejarah di Universita Aljir, ratusan tengkorak pejuang Aljazair lainnya masih tetap berada di Prancis. Oleh sebab itu, empunya kebijakan masih menyerukan agar tengkorak tersebut dikembalikan semuanya.