Rusia Genjot Progam Kosmonot Wanita, Tiga Ribu Pendaftar Melamar Terbang ke Luar Angkasa

JAKARTA - Badan antariksa federal Rusia Roscosmos mengharapkan lebih banyak wanita untuk bergabung dengan tim kosmonot nasional pada 2021-2022, kata Kepala Roscosmos Dmitry Rogozin pada maraton pendidikan online 'New Knowledge' pada awal September lalu.

"Setelah kami meluncurkan pekerjaan di bawah proyek Vyzov dengan TV Channel One (untuk membuat film pertama di atas pos orbit), kami menerima sekitar 3.000 kuesioner dari wanita muda yang ingin pergi ke luar angkasa. Kami berharap tim kosmonot kami akan secara substansial dilengkapi dengan wanita tahun ini dan tahun depan," kata Rogozin, mengutip TASS 3 September.

Menurut Rogozin,ini penting untuk suasana psikologis normal di atas Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

"Teknik pelatihan memungkinkan wanita untuk sepenuhnya menahan beban dan tes dan melakukan eksperimen kompleks di atas stasiun yang setara dengan pria," papar Rogozin.

Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan Kosmonot Gagarin Rusia Maksim Kharlamov sebelumnya mengatakan kepada TASS, pusat pelatihan tersebut berencana untuk mengangkat masalah peningkatan kosmonot wanita di Roscosmos terkait kampanye rekrutmen baru untuk tim kosmonot nasional.

Kosmonot wanita pertama Valentina Tereshkova. (Wikimedia Commons/RIA Novosti/archive image #612748/Alexander Mokletsov/CC-BY-SA 3.0)

Untuk diketahui, mengutip Aerotime.aero, dua wanita yang paling awal penerbangan keluar angkasa berasal dari Uni Soviet yang kini menjadi Rusia. Pertama, Valentina Tereshkova di tahun 1963. Baru hampir dua dekade kemudian ada Svetlana Savitskaya di tahun 1982 yang menyusul jejak Tereshkova.

Sementara melansir Euronews, Hingga saat ini, dari 560 orang yang pernah pergi ke luar angkasa, hanya 65 orang di antaranya yang merupakan wanita. Dari 65 wanita tersebut, 51 orang di antaranya adalah wanita Amerika Serikat. Rusia atau Uni Soviet tercatat memberangkatkan empat kosmonot wanita ke luar angkasa.

Selain Rusia, Badan Antariksa Eropa (ESA) juga tengah menggenjot program luar angkasa yang melibatkan astronot perempuan, untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir. ESA berencana merekrut banyak astronot perempuan tahun ini.

"Kami melihat ke arah Bulan dan Mars. Kami membutuhkan astronot yang sangat hebat untuk masa depan. Untuk melangkah lebih jauh dari yang pernah kami lakukan sebelumnya, kami perlu melihat lebih luas dari sebelumnya," terang Direktur Jenderal ESA Jan Worner.