Minta Masyarakat Waspada, Airlangga: Pandemi COVID-19 Belum Berakhir dan Virus Tak Mungkin Hilang Total
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewanti-wanti masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan (prokes) dengan ketat meskipun kasus COVID-19 di Tanah Air mengalami penurunan. Dia menekankan pandemi COVID-19 belum akan berakhir dalam waktu dekat.
"Pandemi belum berakhir dan virus ini tidak mungkin hilang secara total. Kita hanya bisa mengendalikan dan masyarakat diminta tetap waspada," ujar Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 6 September.
Airlangga mengatakan penurunan kasus COVID-19 bersifat dinamis. Karena itu, protokol kesehatan COVID-19 harus terus dijalankan. Apalagi, saat ini penurunan kasus belum merata di seluruh wilayah di Indonesia.
"Meski angka kasus turun, namun ini belum merata dan masih bersifat dinamis," tuturnya.
Baca juga:
- Pemerintah Perpanjang PPKM Jawa-Bali hingga 13 September
- PPKM Diperpanjang Hari Ini, Akankan Semakin Diperlonggar?
- Kabar Buruk di Mana Tapering Off The Fed Semakin Dekat: Selain Indonesia, 9 Negara Ini Diyakini Kena Imbasnya!
- Nama Azis Syamsuddin Muncul di Dakwaan Stepanus 'Makelar Kasus', KPK Tunggu Bukti Jerat Tersangka Lain
Dalam paparannya, Airlangga mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta akselerasi harus tetap menjadi Fokus utama. Hal ini disampaikan melihat hasil evaluasi pelaksanaan dari PPKM sebelumnya.
"Bapak Presiden meminta akselerasi vaksinasi menjadi Fokus utama dan juga diberikan prioritas kepada 5 kabupaten/kota di tempat akan diselenggarakannya PON di mana untuk itu Dinkes, TNI-Polri perlu untuk dikerahkan," ujar dia.
Selain itu, Airlangga mengatakan vaksinasi di lima kabupatan/kota penyelenggaran PON sebenarnya sudah lebih baik dan sedikit lebih tinggi dibandingkan vaksinasi rata-rata nasional. Seperti Kota Jayapura sudah mencatatkan 51 persen vaksinasi dosis pertama.
Kemudian, Kabupaten Jayapura 48,39 persen, Mimika 50,6 persen, Merauke 55,58 persen, dan Kabupaten Kerom sebanyak 33,73 persen.
"Kasus aktif mengalami kenaikan tapi diindikasikan sekitar 81 persen perlu statusnya diperbaiki setelah 21 hari," ujarnya.