Sambangi Pabrik Djarum Milik Konglomerat Hartono Bersaudara, Pemerintah Apresiasi Penerapan Prokes
JAKARTA - Pemerintah melalui Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan pihaknya mengapresiasi penerapan protokol kesehatan (prokes) di pabrik pengolahan hasil tembakau di sejumlah daerah.
“Beberapa waktu lalu, kami melakukan kunjungan kerja ke tiga perusahaan industri hasil tembakau untuk melihat langsung penerapan protokol kesehatan yang mereka jalankan. Ternyata, industri yang tergolong padat karya dan berorientasi ekspor ini memiliki pedoman dan fasilitas yang sangat baik dalam upaya mencegah terjadinya penyebaran COVID-19,” ujarnya dalam keterangan pers, dikutip Sabtu, 4 September.
Menurut Putu, apa yang dilakukan oleh pelaku usaha adalah bentuk kepedulian dalam mencegah penyebaran pandemi sekaligus tetap melaksanakan aktivitas produktif keekonomian.
“Saat kunjungan, kami mendapat banyak masukan mengenai pengoperasian aplikasi PeduliLindungi sebagai salah satu metode screening. Mereka mengakui merasa terbantu untuk mendeteksi awal kepada karyawan atau tamu yang akan masuk dan keluar di lingkungan perusahaan,” tuturnya.
Salah satu fasilitas produksi yang dikunjungi Putu adalah pabrik PT Djarum di Kudus, Jawa Tengah. Kata dia, proses produksi di pabrik Sigaret Kretek Mesin (SKM) sebagian besar menggunakan teknologi canggih, termasuk robotik. Di lokasi tersebut, jaga jarak seluruh karyawan yang beraktivitas terpantau aman.
“Guna mengedukasi karyawannya tentang prokes dan COVID-19, PT Djarum membuat semacam komik agar bisa menarik dan mudah dipahami,” ucapnya saat menggambarkan situasi di perusahaan milik konglomerat Hartono Bersaudara itu.
Untuk diketahui, PT Djarum juga memproduksi Sigaret Kretek Tangan (SKT), cerutu dan Tembakau Iris (TIS). Total karyawan yang bekerja di tempat tersebut mencapai 53.028 orang.
“Jumlah tenaga kerja yang telah di vaksin sejumlah 34.519 orang atau sudah 65 persen. Nah, pada September ini Djarum juga akan melakukan vaksinasi massal lagi sekaligus penyerahan oksigen konsentrator yang bekerjasama dengan kami di Kemenperin,” ungkap dia.
Selain menyambangi PT Djarum, Putu juga menyempatkan diri singgah ke PT HM Sampoerna di Surabaya, dan PT Bentoel Prima di Malang, Jawa Timur.
Baca juga:
Saat mengunjungi PT HM Sampoerna, Putu meninjau langsung berbagai aturan dan fasilitas untuk menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan. Disini dia mendapati seluruh pekerjanya yang merupakan ibu-ibu, telah dibagi sesuai kompartemennya. Jarak antar pekerjanya pun diatur sekitar 1,5 meter.
Adapun, area produksi SKT Sampoerna di Rungkut, Surabaya ini memiliki dua pabrik. Di pabrik 1, terdapat 5.199 tenaga kerja, dengan jumlah yang sudah divaksin 5.197 orang (99 persen), Sedangkan, di pabrik 2 ada 2.709 tenaga kerja, 2.634 orang diantaranya (97 persen) sudah divaksin.
Kemudian di PT. Bentoel Prima, Putu berpendapatan situasi terpantau mendukung protokol kesehatan. Total tenaga kerja di pabrik tersebut sebanyak 1.537 orang, dan 1.400 pekerja (91 persen) di antaranya telah divaksin.
“Di pabrik Bentoel, klinik kesehatan berada di depan area pintu masuk karyawan. Apabila ada yang bergejala, dapat langsung diperiksa oleh dokter jaga,” ungkap dia.
Sebagai informasi, pada 2020 penerimaan cukai hasil tembakau mencapai Rp170,24 triliun atau berkontribusi 10,4 persen bagi APBN. Selain itu, Indonesia adalah negara eksportir terbesar ke-6 di dunia untuk produk IHT dengan valuasi mencapai 864 juta dolar AS.