Program Tepat Sasaran, Angka Kemiskinan di Kota Sabang Aceh Pada 2020 Turun Hingga 14,94 Persen
ACEH - Pemerintah Kota Sabang, Provinsi Aceh menyatakan angka kemiskinan di terus menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Bahkan saat ini telah turun menjadi 14,94 persen.
"Angka kemiskinan di Kota Sabang sampai dengan tahun 2020 terus mengalami penurunan," kata Kepala Bappeda Kota Sabang Faisal Azwar saat Musrenbang Tematik terkait percepatan penanggulangan kemiskinan di Kota Sabang, Antara, Jumat, 3 September.
Dia menjelaskan tercatat pada 2017 angka kemiskinan di Kota Sabang berada pada angka 17,66 persen. Hingga 2020, angka kemiskinan itu berhasil turun menjadi 14,94 persen.
Sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Sabang juga dalam ketagori sangat baik, yakni sebesar 75,8 persen. Bahkan, IPM Sabang lebih baik dari rata-rata IPM Aceh dan nasional.
Menurut Faisal meski angka kemiskinan mengalami penurunan, namun masih diperlukan strategi dan langkah percepatan penurunan angka kemiskinan di Kota Sabang agar lebih signifikan lagi kedepannya.
"Untuk mencapai hasil tersebut, ada beberapa strategi penanggulangan yang kami lakukan, di antaranya mengurangi beban masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi biaya transaksi ekonomi, meningkat kualitas SDM, menjaga stabilitas pangan, dan mengatasi dampak bencana," kata Faisal.
Ia menjelaskan sejauh ini Pemko Sabang telah mengalokasikan anggaran yang menyentuh langsung terhadap masyarakat, seperti program mengurangi beban pengeluaran masyarakat, dana pendidikan dari tingkat dasar, menengah serta perguruan tinggi.
Baca juga:
Selain itu, dia melanjutkan, Pemko juga mengalokasikan anggaran untuk biaya penyediaan pola ketersediaan gizi layanan kesehatan bagi anak umur 0-6 tahun melalui program Gerakan untuk Anak Sehat (Geunaseh), biaya beban rekening listrik dan gas elpiji bagi masyarakat kurang mampu, serta bantuan sosial lainnya.
Untuk program peningkatan pendapatan masyarakat dan stabilitas pangan, Pemko juga telah menggarap lahan pertanian yang terlantar untuk pengembangan produksi cabai merah, bawang merah, padi gogo, jagung, ketela, dan komoditi perkebunan lainnya.
"Dan juga bantuan pemberdayaan masyarakat baik di bidang pertanian dan perikanan serta perindaggangan dan UKM," kata Faisal.
Disamping itu, menurut Faisal, saat ini masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki, seperti waktu pelaksanaan kegiatan yang masih belum cepat dalam merealisasikan.
"Makanya hari ini, kita duduk bersama selain membahas terkait percepatan penanggulangan kemiskinan, juga menyepakati komitmen percepatan realisasi program penanggulangan kemiskinan ini agar tepat waktu dan tepat sasaran," katanya.