Kominfo Gandeng Telkom dan Gojek Perluas Jangkauan Aplikasi PeduliLindungi

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia dan Gojek untuk memperluas jangkauan penggunaan dari aplikasi PeduliLindungi.

Hal ini dilakukan seiring dengan penambahan beberapa fitur baru di aplikasi pedulilindungi, yakni health pasport atau sertifikat yang didapatkan dari hasil rapid test dan swab test. Data-data itu nantinya akan tersimpan dalam aplikasi PeduliLindungi, sehingga sangat mudah digunakan. 

"Ini adalah salah satu infrastruktur dasar dari New Normal. Semua orang yang mau bekerja harus dicek apakah memang dia lolos test COVID-19, semua orang yang mau naik pesawat akan dicek juga," ungkap Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers secara daring, Selasa 30 Juni.

Menurut Budi, fungsi screening kesehatan ini akan menjadi salah satu infrastruktur dasar dari penerapan kebijakan New Normal. Oleh karenanya penerapan aplikasi ini akan berlangsung sangat berguna jika bisa diintegrasikan dengan platform lain. 

"Teknologi platform seperti Telkom dan Gojek bisa sangat membantu mengakselerasi pembangunan, pembentukan, penyusunan instrumen infrastruktur New Normal ini," ujar Budi.

Budi juga menjelaskan bahwa nantinya health pasport yang datanya sudah ada di dalam aplikasi PeduliLindungi, bisa menjadi e-pasport dan dapat mempercepat kembalinya aktivitas ekonomi juga masyarakat.

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah juga berupaya untuk selalu mengembangkan aplikasi PeduliLindungi agar mencegah penyebaran COVID-19. Sebagai informasi, aplikasi tersebut juga dibuat oleh Telkom.

"Kami terus men-support Kominfo untuk memberikan satu tools dalam mengatasi COVID-19. Bersama Gojek, dengan aplikasi ini masyarakat lebih mudah membawa hasil test, tidak perlu menggunakan kartu fisik, jadi tinggal menggunakan aplikasi saja," tutur Ririek.

Telekonferensi Kominfo (dok. Kominfo)

Selain itu, Kepala Pusdalops BNPB, Bambang Surya Putra mengatakan bahwa aplikasi ini nantinya dapat mengungkapkan jati diri pengguna, di mana mereka bisa mengungkapkan hasil test COVID-19 dengan mudah.

"Ini merupakan komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakat dari COVID-19. Dengan cara pentahelix di mana keterhubungan pemerintah, pelaku usaha dan bisnis, dan media harus bekerjasama," kata Bambang.

"Aplikasi ini bisa menunjukkan jati diri pengguna dengan mengungkapkan hasil test dari pengguna. Nantinya jika pengguna kedapatan positif, kerahasiaan data pun akan tegap terjamin," imbuh Bambang.

Bambang juga meminta untuk seluruh masyarakat Indonesia dapat mendownload aplikasi Pedulilindungi untuk melindungi sesama dan mendapatkan informasi yang valid dari pemerintah.

Hal senada juga diungkapkan Chief Policy and Government Relations Gojek, Shinto E. Nugroho yang mengaku bahwa platformnya sangat mendukung kolaborasi ini. Sebab, ia beranggapan bahwa kedepannya, akan mengurangi angka penyebaran COVID-19 di seluruh Tanah Air, ketika masyarakat saling menyadari pentingnya status kesehatan mereka.

“Kami merasa berbangga dan senang ketika Pak Menteri dan Pak Dirjen mengajak kami untuk berkolaborasi untuk bersama-sama terkait PeduliLindungi. Aplikasi ini penting karena bukan hanya untuk melindungi diri sendiri, tapi juga melindungi orang di sekitar kita,” jelas Shinto.

Hingga kini, aplikasi PeduliLindungi telah diunduh sekira 4,1 juta kali bagi oengguna Android maupun iOS. Meski jumlah ini belum 5 persen dari total penduduk di Indonesia.