Mahasiswa Demo Kantor Gubernur Bali Wayan Koster, Tuntut Bantuan COVID-19 Merata ke Warga

DENPASAR - Sekitar 30 mahasiswa menggelar demonstrasi di kantor Gubernur Bali I Wayan Koster di Renon, Denpasar, Bali. Mereka memprotes penanganan COVID-19 di Pulau Dewata.

Para mahasiswa tersebut tergabung dalam perwakilan elemen mahasiswa di Bali. Yaitu dari BEM PM Universitas Udayana, BEM PM

Universitas Pendidikan Nasional, BEM REMA Universitas Pendidikan Ganesha, BEM IKBM Universitas Hindu Indonesia, BEM ITB Stikom Bali, BEM KBM Politeknik Negeri Bali. 

Dalam unjuk rasa, massa membawa spanduk bertuliskan,"Gedung ini dijual untuk modal rakyat," serta selebaran tulisan kritikan,"PPKM!!! Covid menurun, kelaparan meningkat bung!!!. Selain itu juga ada selebaran,"Si miskin teriak lapar, si kaya teriak prokes,".

Muhammad Nofriansyah Kusumahpratama salah satu koordinator massa aksi sekaligus Ketua BEM Universitas Udayana, Bali, mengatakan demo mahasiswa di depan kantor gubernur Bali untuk mengkritisi bantuan pemerintah kepada masyarakat yang terdampak COVID-19 yang belum merata.

"Kami berusaha untuk memastikan ada bantuan pemerintah. Dimana, yang kami rasa banyak sekali anggaran-anggaran yang belum terfokus terutama di Provinsi Bali," kata Nofriansyah.

Pemprov Bali dinilai belum merata memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak COVID-19 terutama bagi masyarakat kecil. Selain itu, menurutnya masyarakat di Bali juga belum banyak mengetahui  mekanisme vaksinasi.

"Iya (belum rata) itu bisa dilihat bagaimana masyarakat kecil, pedagang, mungkin itu tukang sapu, tukang parkir dan sebagainya. Kalau kami tanya kepada mereka selama ini, banyak sekali mereka belum dapat bantuan dan belum jelas subsidi pemerintah serta banyak sekali masyarakat kecil yang tidak tau apa itu vaksinasi, bagaimana mereka bisa vaksin dan bagaimana mereka bisa survive di masa pandemi COVID-19 ini," ungkapnya.

Mahasiswa mengaku sudah meminta tiga kali audiensi kepada Gubernur Bali Wayan Koster tetapi ditolak. Karena itu, mereka menggelar demonstrasi.

"Kami sudah melakukan pengajuan tiga kali audiensi dengan Bapak Gubernur tapi ketiga-tiganya ditolak. Maka dari itu, kita hadir di sini untuk memastikan, memang ini suara dari masyarakat dan suara dari mahasiswa yang memang harus didengarkan," ujarnya.

Massa disebut akan kembali melakukan aksi lebih besar bila belum ada perubahan dalam penanganan COVID-19 di Bali termasuk bantuan untuk masyarakat terdampak pandemi.

“Karena banyak masyarakat Bali yang memerlukan bantuan dari Pemprov Bali," ujarnya.