Menaker Ida Fauziyah: Saya Lagi Mati-matian Merayu Perusahaan agar PHK Jadi Pilihan Terakhir
JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah meminta para pelaku usaha menjadikan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai pilihan terakhir dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi pada masa pandemi COVID-19.
"Saya lagi mati-matian merayu kalau di perusahaan yang ada indikasi mau melakukan PHK, kita meminta benar-benar PHK itu pilihan yang terakhir," katanya pada acara peluncuran proyek percontohan pengembangan kesempatan kerja berbasis kawasan di Karawang, Jawa Barat, dilansir Antara, Rabu, 18 Juli.
Dalam acara yang disiarkan via daring itu, Ida juga mendorong pelaku usaha berdialog dengan pekerja dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan semasa pandemi.
Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah pengangguran di Indonesia yang mencapai 9,77 juta orang pada Agustus 2020 sudah berkurang menjadi 8,75 juta orang pada pada Februari 2021.
Baca juga:
- Menaker Ida Fauziyah Ajak Pengusaha dan Buruh Gotong Royong Hadapi COVID-19
- Biar Segera Disalurkan, Menaker Minta Perusahaan dan Pekerja yang Memenuhi Syarat Penerima BSU Lengkapi Datanya
- Banyak Buruh Terpapar COVID-19, KSPI 'Sentil' Menaker Ida Fauziyah agar Atur Jam Kerja
- Menaker Ida Fauziyah Bawa Kabar Baik! Ada Bantuan Bagi 100 Ribu Pelaku Usaha di Wiilayah PPKM Level 3-4
Kendati demikian, Ida mengatakan, setiap tahun penduduk usia kerja yang masuk ke angkatan kerja juga bertambah.
Oleh karena itu, Kementerian Ketenagakerjaan berusaha memperluas kesempatan kerja, antara lain melalui upaya pengembangan kesempatan kerja berbasis kawasan.
Kementerian Ketenagakerjaan akan menjalankan lima proyek percontohan pengembangan kesempatan kerja berbasis kawasan di beberapa wilayah guna mengoptimalkan pemanfaatan potensi ekonomi lokal dan peran sumber daya manusia setempat.
"Saya yakin kalau kita bisa memulai dengan lima kawasan ini dan bisa sukses merumuskan bagaimana menyinergikan semua langkah itu Insya Allah kita akan mudah mereplikasi di tempat yang lain," demikian Ida Fauziyah.