Dari Taliban Indonesia Harus Belajar Ancaman Islamis Radikal Tak Bisa Diatasi dengan Menangkap Tokohnya
JAKARTA - Kelompok Taliban resmi menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul. Taliban menyatakan ingin membentuk pemerintahan terbuka setelah merebut Kabul dari tangan pemerintah.
Sohail Shaheen selaku Juru Bicara Taliban menjelaskan mereka terbuka dengan keterlibatan pejabat polisi dan tentara Afghanistan untuk pemerintahan baru.
Isu ini juga tidak luput dari pandangan Ade Armando, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI).
Melalui kanal YouTube Cokro TV, dia menceritakan singkat bagaimana perkembangan Kelompok Taliban menguasai Afghanistan. Dia juga menjelaskan kejadian di sana bisa berpengaruh terhadap kelompok-kelompok di Indonesia.
“Saya tentu saja berharap itu tidak akan terjadi dan kalaulah ada tanda-tanda ke arah sana, bangsa Indonesia harus secara bersama mencegahnya,” katanya pada Senin, 16 Agustus.
Baca juga:
Ade Armando berharap masyarakat Indonesia bisa memahami apa yang perlu dipelajari dari kejadian di Afghanistan.
“Kita belajar bahwa ancaman islamis radikal tidak bisa diatasi dengan hanya membubarkan organisasi atau menangkap tokohnya,” kata Ade lebih lanjut.
Menurutnya, Kelompok Taliban terus berkembang karena keinginan mereka mengembangkan syariat Islam.
“Karena itu, bila kita tidak menginginkan Taliban hidup di Indonesia, yang harus diubah adalah keyakinan. Saya percaya cara beragama di Indonesia pada dasarnya jauh berbeda dari cara pandang dan budaya semacam itu.”
Mengakhiri videonya, dia menuturkan masyarakat Indonesia harus memiliki cara berpikir yang terbuka dengan menerima perbedaan. Dengan menggunakan akal sehat, negara ini akan selamat - tutupnya.