Harga Tes PCR di Indonesia Harus Semurah India, Orang-Orang di DPR Akhirnya Bicara
"Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga tes PCR relative berbeda-beda dan mahal, salahsatunya merek alat PCR-nya, merek Reagen, fasilitas PCR juga mahal. Mulai dari investasi terkait prasarana dan fasilitas laboratoriumnya, aspek keselamatan nakes dan lain-lain," kata Krisdayanti.
Menurutnya, kebijakan India yang menurunkan harga PCR juga harus dibedah lebih jauh. Pasalnya, harga di setiap negara sangat berbeda. "Kalau India sekarang menurunkan harga, kita harus liat dulu PCR apa yang digunakan? Ketika disamakan merek, fasilitas dan lain-lain tetapi masih ada selisih harga, banyak yang harus di hitung."
Oleh karena itu, Krisdayanti mendorong Kemenkes agar produksi dalam negeri dimaksimalkan sehingga bisa menekan harga. "Peralatan untuk tes PCR tidak perlu lagi impor. Dengan demikian harga tes PCR bisa ditekan menjadi lebih murah."
Berapa harga PCR di India?
Sementara itu, di Indonesia, harga tes PCR mulai Rp800 ribu hingga tembus jutaan rupiah dengan iming-iming hasil keluar lebih cepat. Jangka waktu untuk hasil tes PCR pun beragam.
"Tentunya kita berharap masyarakat Indonesia juga bisa mendapatkan fasilitas uji swab PCR dengan harga yang terjangkau seperti di India. Saat ini harga uji swab PCR dirasa memberatkan bagi banyak orang. Perbandingan harganya juga jauh sekali antara India dan Indonesia," ujar Charles, Jumat, 13 Agustus.
Belajar dari India
"Misalnya, mungkin dengan pemberian insentif bagi produsen peralatan swab PCR agar harga jual bisa lebih murah atau strategi lainnya. Apalagi saat ini swab PCR dijadikan ketentuan untuk melakukan berbagai aktifitas," kata Charles.
Dia menduga mahalnya harga tes PCR di Indonesia karena alat-alat tes PCR diimpor dari luar negeri. Menurutnya, Indonesia perlu memasifkan dalam memproduksi alat tes PCR sendiri.
"Kita bisa memberdayakan produk dalam negeri sesuai perintah Pak Jokowi kita juga menekan anggaran yang ada sehingga PCR bisa terjangkau, kita tahu masyarakat sangat keberatan," tegas Nihayatul.
"Cari alternatif lain agar harga PCR tidak mahal, ganti dengan produk dalam negeri sehingga biaya bisa ditekan," sambungnya.
"Kalau dibandingkan, hampir mencapai 1 banding 10. Artinya, harga 1 kali PCR di Indonesia, sama dengan 10 kali di India. Kalau di Indonesia, sekali PCR sekitar Rp900 ribu, sementara di India hanya sekitar Rp96 ribu," ucap Saleh.
Menurut Saleh, jika pemerintah mengupayakan agar harga PCR lebih murah, maka cakupan testing akan menjadi luas. Karena masalah harga sudah tidak menjadi kendala bagi warga.
"Selama ini, jumlah orang yang melakukan test sangat terbatas. Salah satu penyebabnya adalah harga yang terlalu tinggi. Tidak semua orang bisa menjangkau. Akibatnya, hanya orang yang betul-betul membutuhkan kelengkapan administratif yang melakukan test. Katakanlah, misalnya, orang yang bepergian lewat bandara, perlu menunjukkan hasil PCR," kata Saleh.
*Baca Informasi lain soal COVID-19 atau baca tulisan menarik lain dari Nailin In Saroh.
BERNAS Lainnya
Baca juga:
- Angka Kematian COVID Dihapus: Begini Rasanya Hidup dan Mati di Negara yang Melihat Nyawa Sekadar Angka
- Sertifikat Vaksin COVID-19 Palsu Jadi Ladang Bisnis Ilegal: Mengapa Kebijakan Seperti Ini Rentan Dipermainkan?
- Berbagi Pengalaman VOI dan Mojok tentang Pencomotan Artikel di Ruang Digital
- Program Bansos Jauh Panggang dari Api, PR Pemerintah Dinilai Masih Numpuk
Tag: dpr internasional protokol kesehatan covid 19 india tes swab tes pcr