Bongkar Pasang Direksi BUMN, Erick Thohir Tak Takut Diancam
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir belakangan ini sedang gencar melakukan bongkar pasang jajaran direksi perusahaan pelat merah untuk efisiensi. Namun, langkah Erick pun menjadi sorotan publik.
Erick menegaskan, pemilihan direksi dan komisaris sejumlah perusahaan pelat merah juga mengikuti beberapa proses yang berlaku. Sehingga, menurutnya, transparansi pasti terjamin.
"Ini yang menarik, pemilihan direksi dan komisaris itu kita ada proses. Satu, ada proses assesment yang harus diikuti. Contoh direksi dan komisaris harus berakhlak. Tapi di sini kami juga masukkan direksi dan komisaris harus mengerti digital leadership, global business safety, customer focus, dan building strategic partnership," tuturnya, dalam diskusi virtual bertajuk 'BUMN Berjuang di Tengah Pandemi COVID-19', Kamis, 18 Juni.
Selain itu, Erick mengatakan, calon direksi dan komisaris juga harus menjunjung tinggi prinsip good corporate governance. Tak hanya itu, pemegang jabatan di perusahaan BUMN juga harus memiliki hubungan yang baik dengan lembaga terkait selain menyajikan kebutuhan pasar saat ini.
"Jadi selain memang dites dan mengikuti prosedur sebelumnya. Kami juga tambahkan dengan prosedur yang baru, karena good corporate governance itu penting. Kan tidak mungkin BUMN Karya tidak punya hubungan dengan Pak Basuki di PUPR, enggak mungkin. Nah ini yang kami coba pastikan," ucapnya.
Erick mengatakan, COVID-19 ini mau tidak mau memaksa banyak orang untuk melakukan percepatan di segala bidang, tak terkecuali pergantian petinggi di beberapa perusahaan pelat merah. Karena itu dalam memilihnya pun pihaknya memastikan calon dapat beradaptasi dengan cepat.
Di samping itu, Erick juga mengaku, tidak takut mendapat ancaman dari pihak yang tak menyukai langkahnya melakukan perombakan besar-besaran pada jajaran direksi dan komisaris perusahaan pelat merah di bawah naungannya.
Baca juga:
"Saya tidak takut diancam-ancam. Loyalitas saya jelas. Saya loyal ke presiden, karena saya pembantu beliau," tegas Erick.
Wajar Pemilihan Direksi Jadi Sorotan Publik
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menilai, wajar jika saat ini isu pergantian komisaris atau direksi di perusahaan pelat merah menjadi perhatian publik. Sebab, ekonomi Indonesia hampir 50 persen diputar oleh BUMN.
"Melihat kapitalisasinya, makanya wajar ketika semuanya beralih pandang ke BUMN," ujarnya, dalam diskusi virtual, Selasa, 16 Juni.
Menurut Arya, perhatian publik terhadap BUMN juga tidak terlepas dari kontribusinya terhadap layanan publik sehingga kadang memicu pro dan kontra. Apalagi, BUMN sahamnya dimiliki oleh pemerintah yang mana hal ini sama saja perusahaan tersebut milik rakyat.
"Menyangkut banyak kepentingan publik dan banyak keuntungan juga itu yang membuat BUMN itu (jadi sorotan). Berhubungan dengan publik, BUMN milik rakyat, sahamnya dimiliki pemerintah, sehingga mau tidak mau mata itu akan selalu melihat. Normal saja sebetulnya kalau jadi sorotan," ucapnya.