3 Jabatan Menteri yang Diincar Olvah Alhamid
JAKARTA - Olvah Alhamid menjadi perempuan Papua pertama yang meraih gelar Puteri Indonesia Inteligensia pada 2015. Sekarang, model internasional itu ingin menjadi menteri.
"Saya ingin jadi menteri pendidikan, atau menteri sosial, atau pemberdayaan perempuan. Intinya pengin membuat perubahan yang baik dalam pola pikir masyarakat," jelasnya saat berbincang dengan VOI beberapa waktu lalu.
Menjadi menteri, lanjutnya, bisa ikut menentukan kebijakan untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pemilik nama Syarifah Olvah Alhamid ini mengaku siap menghadapi jalan panjang.
Menggunakan media sosial, Olvah menyambut ajakan orang-orang yang membutuhkan kehadirannya. "Saya datang ke kampung-kampung yang tidak saya kenal. Ada yang minta 'Kak ke sini dong,' saya datangi dengan biaya sendiri. Saya bilang kalian siapin 50-100 orang tidak apa-apa saya datang sendiri. Nggak usah pikirin tiket dan hotelnya. Saya siap datang, yang penting jemput di bandara," katanya.
Ke depan, Olvah mengaku sedang mempertimbangkan untuk masuk politik. Dia ingin mewakili Papua dengan jalan yang lebih pasti.
"Pada akhirnya saya harus mengambil langkah itu. Saya pikir untuk bikin perubahan di Indonesia saya juga harus berubah. Teman-teman, sahabat saya sangat mendukung, termasuk keluarga juga. Mereka bilang 'pemikiran kamu ngeliatnya terlalu ke depan, menganalisa, sampai kadang kita nggak nangkep'. Mereka bilang saya harus masuk politik dan banyak banget orang yang dukung," tegasnya.
Baca juga:
- Eksklusif Olvah Alhamid, Berlian dari Papua yang Berani Mendobrak Stigma
- Vicky Prasetyo Dipeluk Wanita Lain, Kalina Oktarani Pilih Memeluk Azka Corbuzier
- Dimediasi Ustaz Zacky Mirza, Kalina Oktarani Kembali dalam Pelukan Vicky Prasetyo
- Eksklusif Olvah Alhamid, Berlian dari Papua yang Berani Mendobrak Stigma
Gadis kelahiran 24 Maret 1990 ini mengakui tidak semua hal tentang Papua baik adanya. Tapi, jika tidak tidak ada yang memperjuangkan maka tidak akan ada perubahan signifikan.
"Di Timika saya paling tidak suka kalau lihat teman suka mabuk. Kalau ada saya, teman yang mabuk langsung lari, karena saya nggak suka. Tapi di Papua itu tidak selalu perang seperti yang diberitakan juga. Saya ingin pola pikir orang yang diubah," tegasnya.
Berangkat dari keyakinan itulah, Olvah Alhamid yakin bisa menggapai mimpinya untuk sebagai menteri. "Lima tahun lagi Olvah sudah punya lembaga sosial yang sudah besar. Sepuluh tahu ke depan saya sudah terjun di dunia politik, tentang di DPRD, Bupati atau Wakil Bupati. Banyak orang yang menertawakan saya ketika saya ingin menjadi menteri, saya bilang kalau kamu tidak punya mimpi, jangan mematahkan mimpi orang lain," katanya.