Charles Goodyear, Pionir Revolusi Industri Karet yang Tak Dapat Keuntungan dari Temuannya Sendiri
JAKARTA - Penemuan Charles Goodyear tentang vulkanisasi karet —suatu proses yang memungkinkan karet tahan terhadap panas dan dingin— merevolusi industri karet pada pertengahan 1800-an. Bahkan, penemuan tersebut dapat kita rasakan hingga kini. Ban otomotif, penghapus pensil, jaket penyelamat, bola, sarung tangan, dan lainnya semuanya digunakan secara komersial karena eksperimen Goodyear yang tanpa henti untuk membuka kunci struktur molekul karet.
Sebagian ilmuwan, sebagian pemimpi, sebagian pengusaha, Goodyear mengabdikan hidupnya dan mengorbankan kekayaan keluarganya dan kesehatannya sendiri untuk penggunaan karet secara komersial. Tidak mudah bagi Goodyear meraih kesuksesan, bahkan hingga ia dijemput ajal.
Melansir Britannica, Senin, 15 Juni, Goodyear memulai kariernya sebagai mitra dalam bisnis perangkat keras ayahnya. Namun, usaha tersebut bangkrut pada 1830. Dia kemudian tertarik untuk menemukan metode perawatan karet yang kehilangan daya rekat dan kerentanannya terhadap panas dan dingin yang ekstrem.
Goodyear lalu mengembangkan pengolahan asam nitrat. Kemudian, pada 1837, ia dikontrak untuk melakukan proses tersebut agar dapat membuat kantung surat pemerintah Amerika Serikat (AS). Namun, sayang, kain karet tersebut terbukti tidak berguna saat berada di suhu tinggi.
Selama beberapa tahun berikutnya, Goodyear bekerja dengan Nathaniel M. Hayward, seorang mantan karyawan sebuah pabrik karet di Roxbury. Saat di Roxburry, Goodyear melihat rompi karet yang dibuat dan dijual perusahaan. Ia berpikir bisa menciptakan katup yang lebih baik untuk rompi itu. Ketika dia kembali ke toko untuk memberikan katupnya, manajer toko mengatakan Goodyear seharusnya menemukan penggunaan karet yang lebih baik, bukan katup.
Dalam Noble Obsession yang ditulis oleh Charles Slack, dijelaskan bahwa manajer perusahaan karet Roxbury kemudian membawa Goodyear ke sebuah gudang, di mana “dia menunjuk deretan rak berisi tumpukan gumpalan karet yang cacat, lipatannya saling menempel dengan cepat. Ruangannya berbau tajam dan berbau busuk."
Selama lima tahun berikutnya, Goodyear menjadi terobsesi dengan karet. Akibat obsesinya tersebut, ia dan keluarganya terlilit utang untuk membiayai eksperimen membuat bahan yang cocok untuk keperluan industri. Goodyear pun beberapa kali pindah tempat tinggal. Singkatnya, Goodyear pergi ke mana saja dia bisa menemukan investor dan tempat untuk melakukan eksperimennya.
Goodyear mencampurkan bahan kimia ke dalam karet mentah dalam panci dan wajan di laboratorium sementara yang ia dirikan di dapur istrinya dan juga di penjara, tempat ia menghabiskan banyak malam karena gagal membayar kreditornya. Goodyear menghirup asap ramuan beracun, termasuk asam nitrat, kapur, dan terpentin yang dia campur bersama-sama dan diremas-remas ke karet agar stabil.
Baca juga:
Pada 1839, Goodyear tidak sengaja menjatuhkan beberapa karet India yang dicampur dengan belerang ke atas kompor panas dan menemukan vulkanisasi. Proses vulkanisasi itu mendapatkan paten pertamanya pada 1844, meski harus melawan banyak pelanggaran di pengadilan; kemenangan terhadap Goodyear tidak datang hingga 1852.
Tahun itu, Goodyear juga pergi ke Inggris, di mana terdapat artikel yang dibuat di bawah patennya telah ditampilkan di Pameran Internasional 1851; sementara di sana ia tidak berhasil membangun pabrik. Dia juga kehilangan hak patennya di Inggris dan di Prancis karena masalah teknis dan hukum.
Sebuah perusahaan di Prancis yang memproduksi karet vulkanisasinya gagal. Dan pada Desember 1855, Goodyear dipenjara karena utang-utangnya di Paris. Sementara itu, di AS, patennya terus dilanggar oleh banyak orang.
Meskipun penemuannya menghasilkan jutaan dolar untuk orang lain, pada saat kematiannya Goodyear meninggalkan utang sekitar 200.000 dolar AS. Dia menulis sebuah laporan tentang penemuannya yang berjudul Gum-Elastic and Its Varieties.