Kasus COVID-19 Masih Tinggi, Pemerintah Harus Serius Laksanakan 3 T dan Vaksinasi
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Intan Fauzi mengingatkan pandemi COVID-19 adalah pekerjaan rumah bersama. Pemerintah diminta serius dalam mencapai target herd immunity (kekebalan komunitas).
Lebih dari satu setengah tahun pandemi COVID-19 di Tanah Air, Intan meyakini masyarakat bisa melaksanakan 5 M (Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas). Namun, menurutnya, pemerintah juga harus konsisten dengan melaksanakan 3 T.
"Kita harapkan pemerintah juga terus meningkatkan test tracing dan treatment (3T) meski alhamdulillah akhir-akhir ini kasus COVID-19 sudah mulai melandai, kita harapkan dengan peningkatan 3 T masyarakat patuh akan 5 M dan vaksinasi kita bisa segera bisa beraktifitas normal dan pandemi ini bisa berakhir," ujar Intan dalam diskusi virtual bertajuk 'Meningkatkan Imun Tubuh di Masa Pandemi," Rabu, 4 Agustus.
Guna percepatan here immunity, Ketua Umum Perempuan Amanat Nasional (PUAN) itu memaparkan, pihaknya sudah melakukan vaksinasi gratis sebagai kerja sama dengan pemerintah di berbagai daerah yang digelar di kantor DPP PAN dan juga DPW PAN se-Indonesia.
"Kami mendorong herd immunity yang kita tahu saat ini kurang lebih 10 persen secara nasional untuk vaksinasi dosis kedua. Kita harapkan herd immunity selesai sebab sudah lebih dari 1,5 tahun pandemi sejak kasus pertama di Indonesia ditemukan," kata Intan.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan pentingnya vaksinasi bagi penanganan pandemi COVID-19. Dia menyebut, jika sudah divaksin maka manusia memiliki sistem kekebalan sistem Pertahanan untuk melawan virus COVID-19 ketika virus tersebut masuk ke dalam tubuh manusia.
"Sebab virus tadi perlu masuk ke sel tubuh manusia untuk dia bereplikasi dan berkembang biak. Nah, itu bisa dilawan dengan cepat, dinetralisir karena sudah kenal musuhnya sehingga dia akan memenangkan peperangan melawan virus COVID-19," jelas Nadia.
"Jadi, ada dua manfaat seseorang yang sudah divaksin. Pertama untuk dirinya sendiri, memberikan perlindungan. Dan yang kedua membatasi penularan kepada orang lain. Tujuan akhirnya adalah herd immunity," imbuh Direktur P2ML Kemenkes Ini.
Baca juga:
Sedangkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasan Baru Reisa Broto Asmoro menambahkan, virus sifatnya mudah melakukan mutasi. Ketika sebuah virus melakukan mutasi maka bisa terbentuk lah varian-varian baru. Hal itu jugalah yang terjadi pada Sars Cov-2 yang kini jumlah mutasinya sudah ribuan.
"Ketika terbentuk varian yang memang mengganggu, penularannya lebih hebat, aktivitas pengobatan lebih turun, kita sebut sebagai varian of concern," jelas Reisa.
Kendati demikian, kabar baiknya, Reisa menegaskan varian baru COVID-19 tetap bisa terdeteksi melalui testing, dan juga bisa dicegah lewat vaksinasi.
"Bagaimana menghadapinya, mencegah penularan. Respons dengan obat obatan saat ini, cegah dengan protokol kesehatan (double masker), tetap yang terpenting, ini dapat dicegah dengan vaksin," terang Reisa.