Syukurlah, Rekor Kasus COVID-19 Harian yang Terjadi Tak Setinggi Prediksi Pemerintah
JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan saat ini pertambahan kasus COVID-19 mulai menurun. Ketika kasus melonjak beberapa waktu lalu, kasus harian tertinggi pun tak mencapai angka yang diprediksi pemerintah.
Diketahui, saat kasus mulai meningkat sebulan lalu, pemerintah menyiapkan skenario penanganan pandemi hingga kasus harian mencapai angka 70 ribu per hari.
"Skenario terburuk yang sebelumnya kami perkirakan 70 ribu penambahan kasus per hari, sampai sekarang kita lihat kita bersyukur bahwa itu terjadi di 57 ribu per hari," kata Budi dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Senin, 2 Agustus.
Bahkan, Budi menyebut rekor kasus harian yang masih di bawah angka prediksi terjadi ketika pemerintah sudah menigkatkan angka testing atau pemeriksaan spesimen setiap harinya.
"Itu dengan peningkatan testing yang luar biasa. Yang tadinya rata-rata kita lakukan 60 ribu sampai 70 ribu tes (per hari), sekarang sudah sampai 200 ribu, malah untuk testing spesimennya sudah hampir 300 ribu per hari," ungkap Budi.
Baca juga:
- Menkes Budi Bersyukur Kasus COVID-19 di Indonesia Turun Ketika Negara Lain Kembali Melonjak
- Serba Sulit, Pimpinan MPR Ingatkan Pemerintah Hati-Hati Putuskan Perpanjangan dan Penghentian PPKM
- Satpol PP Surakarta Sanksi Tegas Pelanggar SE Gibran Meski Ada Pelonggaran
- Yatim Piatu Ditinggal Ayah Akibat Terpapar COVID, Gibran 'Jokowi' Pastikan Pendidikan 3 Anak Ini Terjamin
Untuk selanjutnya, Budi mengaku pihaknya akan terus meningkatkan angka testing secara bertahap. Sebab, Presiden Joko Widodo menargetkan spesimen yang diperiksa per hari mencapai 400 ribu.
Peningkatan angka testing ini, kata Budi, dilakukan agar pemerintah benar-benar mendeteksi penularan COVID-19 yang tersebar di masyarakat. Sehingga, penanganan kasusnya lebih cepat ditangani.
"Kita bisa segera menangani kalau sudah ada yang kena. Kita bisa isolasi supaya tidak menular, di tempat isolasi yang sudah dibangun, dan yang sakit akan cepat kita rawat ke rumah sakit supaya tidak fatal. Penyakit ini, kalau kita rawat dengan cepat dan tepat, harusnya bisa tertangani," pungkasnya.