Tunda Degradasi Amiens dan Toulouse, Ligue 1 Musim Depan Bisa Diikuti 22 Tim

JAKARTA - Pengadilan tinggi administratif Prancis mengeluarkan keputsuan terbaru terkait musim baru Ligue 1 pada Selasa, 9 Juni kemarin. Musim depan, kasta tertinggi Liga Prancis itu bakal diikuti 22 tim.

Pengadilan setempat menolak gugatan Olympique Lyon, SC Amiens dan Toulouse terkait kebijakan operator liga (LFP) menyudahi musim 2019-2020. Mereka bahkan mengesahkan klasemen sebelum kompetisi tertangguhkan pagebluk COVID-19 sebagai klasemen akhir.

Kendati demikian, pengadilan memutuskan untuk menunda status degradasi bagi Amiens dan Toulouse ke Ligue 2. Ini membuka kemungkinan Ligue 1 diikuti 22 tim musim depan, mengingat Lorient dan RC Lens sudah dinyatakan promosi dari kasta kedua.

"Hakim memvalidasi keputusan yang ditempuh liga, termasuk klasifikasi juara Ligue 1," demikian pernyataan pengadilan yang dilansir dari Soccerway, Rabu pagi.

"Hakim juga memutuskan untuk menunda degradasi Amiens dan Toulouse ke Ligue 2," lanjut pernyataan itu.

Besaran hak siar Ligue 1 yang kini melampaui angka 1 miliar euro (setara Rp16 triliun), kian menegaskan pentingnya bagi tim-tim untuk bisa menghindari dampak finansial yang ditimbulkan akibat degradasi ke kasta kedua.

Keputusan LFP menyudahi musim lebih awal dihadapkan pada gelombang kritik lantaran bertolak belakang dengan sikap liga-liga top lain di Eropa. Jerman sudah melanjutkan liganya lagi, sementara Spanyol, Italia dan Inggris bakal menyusul dalam waktu dekat.

Presiden Lyon Jean-Michel Aulas yang paling vokal menentang keputusan tersebut. Dengan dihentikannya musim, Lyon otomatis tidak mendapat jatah di kompetisi Eropa musim depan. Padahal sebelumnya, Aulas meminta sistem play-off diterapkan untuk menentukan siapa yang memenuhi syarat untuk bermain di kompetisi UEFA. 

Sementara keputusan LFP tidak lepas dari kebijakan pemerintah Prancis pada April lalu yang memperpanjang larangan ajang olahraga hingga 1 Juni. Paris Saint-Germain diputuskan sebagai juara.

"Pertandingan olahraga besar tidak akan terjadi sebelum September. Musim sepak bola profesional 2019-20 tidak akan dimulai lagi,"

Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe
 

"Acara olahraga dan budaya utama, khususnya festival, pameran perdagangan besar, semua acara menyatukan lebih dari 5.000 peserta tidak akan dapat diadakan sebelum bulan September. Keputusan ini menyangkut semua olahraga profesional, dimulai dengan sepak bola, tetapi juga rugby, bola basket, dan banyak lagi."

Kendati demikian, partai final Piala Liga Prancis dan Piala Prancis diizinkan digelar secepatnya September tanpa penonton dan Liga Prancis musim 2020/21 rencananya mulai bergulir 22 Agustus.