Faktanya, Tingkat Gula Darah Mempengaruhi Kondisi Psikis Penderita Diabetes

JAKARTA – Gejala diabetes yang paling jelas adalah tingkat gula atau glukosa dalam darah yang cenderung tinggi. Tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik, tetapi ternyata juga menyebabkan perubahan suasana hati tiba-tiba.

Mood swing atau suasana hati yang sering berubah-ubah, kadang tanpa penyebab yang jelas, bisa jadi dipengaruhi oleh tingkat glukosa dalam darah. Dilansir Medical News Today, Senin, 26 Juli, stres yang dipicu diabetes bisa merembet ke komplikasi.

Tidak hanya pada tingkat gula darah yang tinggi, kondisi emosional bisa juga dipengaruhi kadar gula darah rendah. Gejalanya antara lain merasakan kelaparan, kebingungan, sulit koordinasi dan mengambil keputusan, mudah marah.

Lantas bagaimana gejala perubahan emosi yang dipicu tingkat gula darah tinggi?

Fluktuasi glukosa darah bisa mengakibatkan perubahan suasana hati secara cepat. Dari suasana hati yang buruk hingga mudah marah. Kondisi ini berlaku selama episode hipoglikemik atau ketika kadar glukosa turun hingga di bawah 70 mg/dL.

Sedangkan ketika mengalami episode hiperglikemik dengan kadar glukosa di atas 130 mg/dL saat puasa dan 180 mg/dL setelah makan juga bisa menyebabkan kebingungan pada orang diabetes tipe 1. Berbeda dengan penderita diabetes tipe 2 yang lebih sedikit merasakan kebingungan.

Beberapa orang dengan diabetes merasa tertekan. Sebab terlalu khawatir dengan tekanan gula darah mereka. Apakah terlalu tinggi atau terlalu rendah, apa yang harus dilakukan, dan pikiran-pikiran berkaitan dengan yang dialaminya.

Yang membuat lebih tertekan lagi, ada elemen-elemen yang tidak terduga. Misalnya tiba-tiba gula darah naik drastis setelah tak bisa tidur atau glukosa naik padahal sudah merasa menjalankan pola makan yang sesuai.

Pada kondisi-kondisi yang tidak terduga, orang dengan diabetes perlu merencanakan setiap aktivitasnya. Mulai dari jam tidur, jam berapa makan, porsinya seberapa, apa yang boleh dimakan serta pantangannya, dan berapa lama waktu olahraga.

Apabila gaya hidup yang menyebabkan diabetes, perubahan lifestyle juga bisa mempengaruhi perubahan suasana hati. Namun, perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat perlu dibiasakan mulai dari hal kecil. Artinya membutuhkan proses yang tidak sebentar dan perlu dijalani berkelanjutan.

Direkomendasikan bagi orang dengan diabetes untuk melakukan aktivitas fisik yang membantu meningkatkan mood, mengurangi kadar glukosa, dan menjaga berat badan yang sehat. Pada intinya, seseorang dengan diabetes perlu daftar untuk memngatur dan mengelola perilaku sehat.

Selain itu, perlu juga memiliki jaringan support system yang kuat. Ditambah lagi konsultasi dokter secara rutin dan cek gula darah berkala.