Ganjar Pranowo: Saat Ini Kita 'Dicubit' COVID-19

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pagebluk COVID-19 yang terjadi di Indonesia, berhasil mengoreksi sejumlah hal di tanah air. Dia menganalogikannya, pagebluk ini seperti 'mencubit' petinggi negeri ini.  

Sebab, buntut keberadaan COVID-19, membuat sejumlah perbaikan, di antaranya di bidang kesehatan. Untuk industri ini, awalnya Indonesia tergantung pada impor, kini tidak lagi.

"Tiba-tiba kita dikejutkan karena mencari reagen karena supliernya cuma satu. Hari ini, Kemenkes membuat strategi harus dibuat suplier yang banyak sehingga kita tidak depends on one supplier," kata Ganjar dalam sebuah diskusi daring yang ditayangkan di YouTube, Selasa, 9 Juni.

Di awal-awal pagebluk, kata dia, pemerintah sempat kebingungan. Bukan hanya pemerintah, masyarakat pun juga panik. Tapi, seiring berjalannya waktu, pemerintah mulai berbenah. Masyarakat yang tadinya takut, kini sadar dan melakukan pencegahan penyebaran virus tersebut dengan cara menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Di sisi lain, Ganjar mengingatkan agar pemerintah mengeluarkan sikap yang sama dari pusat hingga ke daerah. Karena, ketika sikap yang dikeluarkan tidak sama, maka menimbulkan kesimpangsiuran dan membuat masyarakat jadi korban. 

"Setelah lama enggak kelar-kelar kemudian kita (pemerintah) tidak seragam, masyarakat ini yang sebenarnya dikhawatirkan sejak awal (bersikap), 'halah, cuma begini saja, sudah cuek saja'," ungkap dia.

Selama ini, Ganjar berusaha memberikan imbauan tentang kebijakan pemerintah dengan cara yang mudah dimengerti warganya. Tujuannya, agar warga Jawa Tengah, terutama lansia tidak kesulitan mencerna kebijakan pemerintah.

"Nah, yang serius bisa dikasih data, tapi yang di pasar kan enggak bisa begitu," jelasnya.

Dia bercerita, pernah ada seorang pedagang tua di pasar yang mengatakan bahwa COVID-19 adalah penyakit orang kota. Dari kisah pedagang itu, Ganjar menyadari ada perbedaan dalam penyerapan informasi antara masyarakat di wilayahnya.

Karenanya, dia pun memberikan sosialisasi dengan bahasa yang bisa diterima masyakarat. Caranya, Ganjar mengingatkan dan mengajak masyarakat melakukan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.

"Slot yang kita isi adalah mengajak mereka untuk jadi lebih tahu dengan sedikit memaksa. 'Ya sudah, enggak apa-apa. Yang penting anda cuci tangan pakai sabun setiap hari. Pakai masker.' Sudah kita bicaranya dengan gaya seperti itu," tegasnya.

Dari pagebluk ini, Ganjar menyadari, sisi kepemimpinan kepala daerah akan muncul. Dia bisa melihat mana pemimpin daerah yang benar-benar kerja, atau mana yang hanya cari popularitas serta sensasi.

Dia juga jadi lebih tahu masalah yang ada di daerahnya. Misalnya, dia pernah menelpon seorang kepala desa di wilayah Jawa Tengah. Komunikasi ini dilakukan setelah si kepala desa tersebut tiba-tiba menjelek-jelekan pemerintahannya dan pemerintah pusat. Selain itu, kepala desa ini juga merasa dibenturkan dengan masyarakat.

Saat Ganjar menghubungi kepala desa tersebut, dia jadi paham kesulitan mereka dalam menjelaskan masalah bantuan sosial yang begitu banyak bagi warga terdampak COVID-19. Setelah itu, dia membantu kepala desa tersebut memecahkan permasalahan yang ada.

"Ya sudah enggak usah pusing. Sampaikan saja kepada mereka (masyarakat) ketentuannya seperti ini, tempelkan di balai desa," pungkasnya.