Cianjur Masuk Zona Merah COVID-19, Bupati Herman Suherman Berdalih: Ini Keterlambatan Update Data
CIANJUR - Bupati Cianjur Jawa Barat Herman Suherman berdalih, keterlambatan update data ke provinsi dan pusat membuat Cianjur masuk dalam zona merah. Padahal, hasil evaluasi setelah PPKM Darurat, tingkat penularan terus menurun, meski sempat mencapai angka 1.500 orang.
"Ini hanya keterlambatan dalam memasukan data dan informasi terbaru ke satgas di pusat dan provinsi, sehingga Cianjur masuk dalam 21 kabupaten/kota di Jawa Barat yang berstatus zona merah," tegas Bupati Herman Suherman di Cianjur dikutip dari Antara, Jumat, 23 Juli.
Bupati Herman melanjutkan, sepekan terakhir COVID-19 mengalami penurunan signifikan hingga menyentuh angka 400 orang saja. Hal yang sama berlaku pada angka kesembuhan yang mencapai ribuan orang.
Keterlambatan input data pasien sembuh diakui bupati karena pegawai yang bertugas tertular COVID-19. Bahkan selama sebulan terakhir ini, Cianjur masuk peringkat kedua di Jabar dalam penanganan cepat COVID-19, dimana tingkat kesembuhan mencapai 90 persen dari total 10.129 pasien positif.
"Kami sudah meminta Dinkes Cianjur, untuk segera memperbarui data di website daerah, propinsi dan pusat, agar status zona merah dapat dihilangkan karena saat ini, kondisi Cianjur, sudah mulai rendah penularan dan angka kesembuhan terus meningkat. Ini jelas ada kesalahan data terbaru yang belum di kirim," katanya.
Baca juga:
- Polda Respons Keinginan Anies Minta Satpol PP Jadi Penyidik Tindak Pelanggar Prokes
- 1.214 Warga Isoman Meninggal Dunia, Wagub DKI: Kita Cek, Semoga Tidak Sebesar Itu
- Pemkab Bangka Tengah Jadikan Rumah Dinas Pejabat Hingga Legislator Lokasi Karantina Pasien COVID
- Ratusan Warga Binaan Tanjung Pandan Positif COVID-19, Kalapas: Punya Gejala Demam Disertai Flu dan Batuk
Meski PPKM diperpanjang, Cianjur mendapat relaksasi 3 ke 2 sehingga level PPKM yang diterapkan hingga tanggal 25 Juli diperlonggar. Toko nonesensial yang sempat tutup selama PPKM darurat, sudah kembali dibuka, namun menerapkan prokes ketat.
"Ini juga menjadi barometer kenapa saya bilang Cianjur masuk zona orange menuju kuning. Karena kita dapat menekan angka penularan serta memberikan pelayanan cepat terhadap pasien positif yang menjalani isolasi mandiri dan terpusat. Jadi bukan dari orange ke merah, karena belum masuk data terbaru di website provinsi dan pusat, " katanya.
Meski angka penularan mulai menurun, pihaknya berharap warga tetap menjalankan prokes secara ketat dan menghindari kerumunan, agar Cianjur dapat kembali ke zona hijau atau nol kasus COVID-19.