Xiaomi Salip Apple sebagai Perusahaan Ponsel Terbesar Nomor Dua Dunia

JAKARTA - Xiaomi dikabarkan menyalip posisi Apple sebagai perusahaan ponsel terbesar kedua di dunia pada kuartal kedua (Q2) tahun ini. Tidak hanya itu, pabrikan asal China juga mencatat lonjakan pengiriman 83 persen.

Berdasar laporan Canalys Research yang dikutip dari Gizmochina, Minggu, 18 Juli, ini merupakan pertama kalinya Xiaomi menembus sekaligus dua posisi teratas secara global dalam hal pengiriman ponsel. Sebelumnya, posisi itu terus didominasi oleh Samsung dan Apple.

Namun Huawei juga sempat meraih posisi kedua, yang menyebabkan Apple kehilangan posisi. Tapi tidak lama kemudian Huawei mulai menghadapi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) dan masuk ke daftar hitam.

Akhirnya Huawei menarik diri dari pasar ponsel premium kelas atas. Kemudian Xiaomi segera mengisi celah tersebut dengan meluncurkan spesifikasi unggulan dengan harga kompetitif.

Sementara Samsung tetap jadi merek ponsel terkemuka secara global dengan pangsa 19 persen pada kuartal kedua tahun ini. Kemudian Xiaomi berhasil meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 17 persen pada kuartal kedua 2021.

Apple berada di urutan ketiga dengan 14 persen pangsa pasar dalam hal pengiriman ponsel. OPPO dan vivo berada di posisi keempat dan kelima dengan pangsa pasar masing-masing 10 persen.

“Rata-rata harga jual Xiaomi sekitar masing-masing 40 persen dan 75 persen lebih murah jika dibandingkan Samsung dan Apple. Jadi, perusahaan itu berhasil meningkatkan penjualan untuk perangkat kelas atas, seperti Mi 11 Ultra," ungkap Manajer Riset Canalys, Ben Stanton.

Lebih lanjut, Xiaomi juga telah berhasil meningkatkan pengiriman lebih dari 300 persen di Amerika Latin, juga 150 persen di seluruh Afrika, dan 50 persen di Eropa Barat.

Meski begitu, masih perlu dilihat apakah Xiaomi berhasil mempertahankan posisinya, seperti pesaingnya OPPO dan vivo yang memiliki tujuan sama, yakni menawarkan ponsel kelas atas dengan harga terjangkau.

Menariknya, vivo dan OPPO selalu memiliki inovasi dibanding Xiaomi dengan menghabiskan banyak model untuk tujuan pemasaran.