COVID-19 Masih Menggila, Luhut: Pemerintah Siapkan Skenario Terburuk Jika Kasus Positif Tembus 100 Ribu per Hari
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pihaknya sudah menyiapkan skenario terburuk jika angka kasus COVID-19 menembus 100 ribu per hari.
Lebih lanjut, Luhut mengaku sudah memprediksi kasus COVID-19 di Tanah Air akan terus melonjak lebih dari 50 ribu kasus per hari.
"Sudah kami duga (kasus COVID-19) kita akan naik di atas (50 ribu). Kami tidak berharap mungkin sampai ke 100 ribu (kasus), tapi kalau itu pun terjadi, kami sudah rancang (skenario) sampai ke sana. Ini kita jernih melihatnya," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 15 Juli.
Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali ini mengungkap bahwa lonjakan kasus COVID-19 di Tanah Air didominasi oleh virus varian delta. Di mana kasus ini, kata Luhut, lebih cepat enam kali lipat penularannya dibanding virus COVID-19 varian lain.
Luhut juga mengakui cukup sulit untuk mengontrol penanganan kasus yang meningkat akibat COVID-19 varian Delta.
"Peningkatan kasus didominasi varian Delta, di mana varian ini menurut saya baca enam kali lebih cepat dari varian Alpha. Jadi kita menghadapi musuh yang beda. Tentu dengan segala resources yang kita hadapi ini tidak mudah," ucapnya.
Karena itu, kata Luhut, untuk mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19 di rumah sakit-rumah sakit, pemerintah tengah merekrut tenaga medis yakni perawat dan dokter yang baru menyelesaikan pendidikannya untuk membantu penanganan COVID-19.
"Jumlah perawat itu ada 20 ribu lebih yang segera di training, kemudian dipekerjakan. Semua administrasi, tempat istirahat mereka sudah disiapkan pemerintah. Kami juga sudah rekrut 2.000 dokter baru lulus, kita training dan segera kita mobilisasi," jelasnya.
Tak hanya itu, kata Luhut, pemerintah juga mensuplai obat-obatan gratis untuk pasien COVID-19 gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG). Adapun paket obat-obatan tersebut sudah disalurkan ke masyarakat per Kamis, 15 Juli.
Baca juga:
- Luhut: Tidak Usah Politisasi Masalah COVID-19, Jangan Tambah Masalah untuk 'Prajurit' yang Sudah Bekerja 1,5 Tahun Ini
- Rekor Kasus COVID-19 Tembus 54.517 Gegara Varian Delta, Luhut: Semua Relatif Naik, tapi Masih Terkendali
- Pasang Target Kasus COVID-19 Turun di Bawah 30 Ribu, Luhut Pede Pekan Depan Mulai Melandai
- Tawarkan Insentif, Luhut Janji Manjakan Pemodal: Kami Siap Sambut Investor dalam Keadaan Apapun!
"Pembagian obat gratis kita luncurkan hari ini 300 ribu boks. Kami juga sadar sekarang bahwa penanganan kasus ringan untuk tidak masuk sedang dan berat super penting," ucapnya.
Lebih lanjut, Luhut pun merinci, pembagian paket itu sebanyak 10 persen dialokasikan buat paket orang tanpa gejala (OTG). Kemudian, sebanyak 60 persen untuk paket gejala demam dan anosmia. Sedangkan sisanya sebanyak 30 persen merupakan paket untuk gejala ringan demam dan batuk.
Menurut Luhut, alokasi penyaluran obat berdasarkan jumlah kasus aktif yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di masing-masing kabupaten dan kota. Pusat Kesehatan TNI akan menjadi pusat komando distribusi obat tersebut bersama masing-masing Kesdam.
"Kriterianya dokter-dokter sudah tahu itu, jadi saya kira sudah enggak ada masalah, semua kami sudah siapkan dengan baik," jelasnya.
Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali mengatakan pemerintah sedang mendatangkan kebutuhan obat-obatan dari berbagai negara.
"Semua data ini kami on the right track. Ada beberapa obat yang diterbangkan dari berbagai negara. Tocilizumab ini mahal sekali tapi sudah dalam proses, begitu juga Remdesivir juga sudah diimpor," jelasnya.