Cara Pemerintah Austria Cegah Rumah Hitler Dijadikan Kuil Pemujaan Neo-Nazi
JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Austria berencana mengubah rumah tempat kelahiran pemimpin besar Nazi Adolf Hitler menjadi sebuah kantor polisi. Disinyalir, langkah tersebut diambil untuk mencegah tempat itu dijadikan kuil pemujaan oleh kelompok Neo-Nazi.
Melansir The Guardian, renovasi rumah akan segera dimulai dan berlangsung hingga akhir tahun 2022. Renovasi rumah kuning di ujung jalan Kota Branau, dekat perbatasan Jerman akan menelan biaya 5 juta euro atau setara dengan 79 miliar rupiah.
Renovasi rumah yang jadi tempat Hitler lahir pada 20 April 1889 akan dikepalai oleh firma arsitek, Marte, yang memenangi tender atas sebelas firma arsitek lainnya. Pemerintah Austria yang sejak 2016 menjadi pemilik dari tempat itu menyebut langkah ini sebagai jalan terbaik untuk menghilangkan memori kejahatan Nazi.
Apalagi, pendukung Nazi selalu datang saat momentum ulang tahun Hitler. "Beberapa orang mungkin bertanya, kenapa di rumah ini akan dijadikan kantor polisi? Ini adalah penggunaan yang paling tepat. Mengapa? Polisi adalah penjaga kebebasan hak dasar dan kebebasan," kata Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer.
Baca juga:
"Sebab, petugas polisi dalam pelatihannya melihat diri mereka sebagai mitra warga dan menjadikan mereka memiliki tanggung jawab moral yang melindungi kebebasan, hak untuk berkumpul dan kebebasan berbicara,” tambahnya.
Menariknya, sempat ada gagasan untuk meruntuhkan bangunan itu. Tapi, karena politisi hingga kalangan sejarawan memprotes keras, rencana itu diurungkan. Karenanya, dalam renovasi, nantinya nilai-nilai subtansial terkait bangunan asli tak akan dihilangkan. Bahkan, desain yang menang pun terlihat mengambil pendekatan yang sederhana namun modern.
Sejauh ini, pemerintah Austria telah berjuang melepaskan pengaruh Nazi dan kekjaman Hitler di negaranya. Sampai-sampai, pemerintah selalu membantah banyaknya narasi yang berkembang bahwa Austria mendukung Nazi.