Kekurangan Nakes, Menkes Budi Minta Kemendikbudristek Percepat Kelulusan Calon Perawat dan Dokter

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) mempercepat kelulusan calon perawat dan calon dokter agar bisa segera turun ke lapangan membantu penanganan COVID-19. 

Pasalnya, saat ini pemerintah tengah kekurangan jumlah tenaga kesehatan (nakes) untuk penanganan pandemi. Budi mengatakan, Kemenkes telah mengkomunikasikan hal tersebut kepada kementerian yang dipimpin Nadiem Makarim itu.

Kemenkes, kata Budi, sudah menghitung dan membutuhkan sekitar 16.000-20.000 perawat tambahan di 7 provinsi. Yakni, di Bali, Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Kita sudah petakan kira-kira perawat yang sudah lulus uji kompetensi yang sudah selesai sekolah tapi belum lulus uji kompetensi ditingkat akhir ada sekitar 19.000-an,” ujar Budi saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR secara virtual, Selasa, 13 Juli.

Selain perawat, sambungnya, Kemenkes juga membutuhkan dokter untuk mengantisipasi hal terburuk dari penanganan COVID-19. Jika, pertumbuhan kasus memburuk sekitar 30 persen saja, maka ada kekurangan sekitar 2.200-2.900 dokter. 

Kata Budi, jumlah dokter yang tengah magang dan akan selesai dalam waktu dekat, yakni ada 3.900 dokter. “Nah ini akan kita percepat seluruh proses administrasinya, sehingga mereka bisa masuk ke rumah sakit untuk bisa merawat pasien COVID,” jelasnya.

Karena itu, mantan Wamen BUMN ini mengaku tim Kemenkes sudah membicarakan hal ini dengan Kemendikbudristek untuk mengakselerasi calon-calon perawat dan dokter agar bisa segera terjun ke lapangan. Para calon nakes ini dihitung sebagai kredit, karena sudah melakukan praktik di lapangan. 

“Ini harusnya bisa dimasukan sebagai salah satu parameter penilaian ketika mereka lulus,” katanya.

Sementara, soal vaksinasi booster atau vaksin tahap tiga untuk para nakes, Budi mengatakan pihaknya berencana melakukannya pada minggu ini. Vaksin booster ini, kata dia, hanya diperuntukkan untuk nakes agar bisa lebih tahan dalam menghadapi gelombang pasien COVID-19 yang masuk akibat kurang disiplin prokes.

“Kita sudah hitung walaupun dengan suntikan ketiga yang akan kita berikan vaksinya moderna untuk para nakes berupa booster,” tandas Budi.