Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku Indonesia masih kekurangan dokter. Menkes Budi bahkan menyebut 10 tahun lagi waktu yang diperlukan Indonesia untuk memenuhi rasio ideal dokter.

Hal ini Budi sampaikan saat berbincang dengan diaspora kesehatan Indonesia yang berkareir di Amerika dan Eropa secara daring pada Minggu, 17 April malam.

“Dengan tingkat kelulusan dokter sebanyak 12 ribu orang per tahun, setidaknya butuh waktu sekitar 10 tahun untuk memenuhi rasio dokter di Indonesia," kata Budi dikutip dalam laman resmi Kemenkes, Senin, 18 April.

Lebih jelasnya, Budi mengungkapkan bahwa rasio ideal antara dokter dan masyarakat adalah 1:1000 orang. Artinya satu dokter untuk melayani 1000 penduduk di satu wilayah. Rasio ini ditetapkan oleh WHO.

Sementara, ketersediaan dokter di Indonesia saat ini hanya 101.476 dokter. Lalu, jumlah populasi masyarakat sekitar 273.984.400 jiwa. Karenanya, Indonesia masih kekurangan sekitar 172.508 dokter.

"Untuk itu, perlu ada percepatan penambahan jumlah dokter untuk memenuhi rasio tersebut. Kita harus percepat kerjarnya, karena kalau tidak akan semakin banyak masyarakat yang tidak tertolong,” ungkap Budi.

Dalam kesempatan itu, Budi menyebut Kemenkes tengah menjajaki kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menambah jumlah fakultas kedokteran dan meningkatkan produksi tenaga kesehatan. Penambahan ini merupakan upaya pemenuhan dan pemerataan tenaga kesehatan di Indonesia.

Adapun skema yang disiapkan pemerintah adalah menerapkan konsep pengampuan dan sharing knowledge lintas daerah. Masing-masing fakultas kedokteran dan RS akan mengampu fakultas kedokteran dan RS lain di seluruh Indonesia.

Untuk itu, ke depan, jumlah dokter, dosen, dan rumah sakit akan ditambah tanpa mengurangi kualitas layanan. Penambahan ini dilakukan seiirng dengan penambahan jumlah program studi di fakultas kedokteran.

“Prodi-prodinya aku minta dibuka lebih banyak, terutama penyebab kematian yang lebih besar di Indonesia, kanker, stroke dan jantung. Itu butuhnya spesialisnya apa saja, prodinya harus ada,” imbuhnya.