Gara-Gara Pernah Jatuh dari Sepeda, Insinyur Huawei Ciptakan Sepeda Otonom
JAKARTA - Seorang insinyur Huawei dari China, memanfaatkan pengalaman pribadi yang pernah jatuh saat mengendarai sepeda untuk merancang sepeda otonom bertenaga AI. Sepeda ini dilengkapi dengan sensor dan aktuator sehingga dapat menyeimbangkan dan bergerak dengan sendirinya.
Insinyur utama proyek ini, Zhihui Jun, mulai mengerjakan proyek tersebut setelah dia terluka dalam kecelakaan sepeda. Jun, seorang karyawan Huawei, dan rekan-rekannya menggunakan teknologi perusahaan untuk mengembangkan sepeda. Sepeda jalan ini dilengkapi dengan dua motor tanpa sikat, perangkat kemudi, sensor RGBD, akselerometer, giroskop, sensor LiDAR, dan baterai model pesawat untuk memberi daya pada peralatan.
Sensor mengumpulkan data tentang lingkungan, mengidentifikasi objek, jaraknya, dan posisi dan kecepatan relatif sepeda. Data digunakan untuk mengontrol end-effector, termasuk motor untuk menggerakkan roda belakang dan motor servo yang kuat untuk kemudi. Perhitungan AI ditangani oleh prosesor Huawei Ascend 310. Jun mengatakan sepeda saat ini mampu berpikir perseptif dan pengambilan keputusan sendiri.
Sensor RGBD yang dipasang di pegangan mengukur jarak objek di depan sementara baterai model pesawat menjaga daya elektronik tetap berjalan selama dua hingga tiga jam. Perangkat keras lainnya menerima instruksi dari komputer Atlas Pi berdasarkan mikrokontroler Espressif ESP32.
Baca juga:
- Bocor Banyak, Pilihan Produk yang Bakal Dirilis Samsung pada Galaxy Unpacked Bulan Depan
- Apakah Benar Ponsel Bisa Nguping’ Obrolan atau Chat Kita? Gini Penjelasannya
- Unity 22 Sukses ke Luar Angkasa, Richard Branson: Pengalaman Lengkap Seumur Hidup!
- 12 Inspirasi Konten Menarik Bagi Pemula di YouTube, Salah Satunya Parodi seperti Mimi Peri
Bagian yang paling menarik adalah teknologi self-balancing yang terdiri dari sensor yang mengukur putaran sepeda (sudut miring) yang memberi masukan data real-time untuk mengendalikan reaksi roda reaksi. Pada dasarnya ini seperti cakram yang dipasang ke motor yang dapat dengan cepat memvariasikan akselerasi/deselerasinya. Selanjutnya berkat teknologi AI, sepeda dapat menjaga keseimbangan dan bahkan mengimbangi beban di luar pusatnya seperti tas di stangnya.
Roda reaksi juga telah dianggap sebagai enabler untuk penggerak di ruang angkasa. Sebuah proyek 2013 oleh Gajamohan Mohanarajah, disebut Cubli, mengembangkan sebuah kubus yang menggunakan sensor dan roda reaksi untuk menyeimbangkan di tepi atau sudut, melompat, dan bahkan "berjalan."
Sementara roda reaksi untuk self-balancing bukanlah teknologi baru. Jun mengklaim bahwa sepeda bertenaga AI ini telah lulus uji mengemudi autopilot dunia nyata. Tentu suatu prestasi yang mengesankan untuk AI, terutama dalam proyek buatan sendiri.
Menariknya, semua perangkat elektronik dan perangkat keras yang disebutkan di atas pertama kali dirancang dalam perangkat lunak CAD (yang tampak seperti Autodesk Fusion360) dan diuji secara ketat di lingkungan virtual sebelum penerapan di dunia nyata.
Jun mengatakan kepada Designboom bahwa sistem sepeda otonom ini dikembangkan selama kurang lebih empat bulan ketika dia menghabiskan waktu di akhir pekan. "Saya menemui banyak jebakan selama periode tersebut," ucap Jun.
Anehnya, insinyur Huawei juga telah membuat proyek open-source dan mengunggah semua file desain ke repositori populer GitHub, meskipun di bawah lisensi yang tidak ditentukan.