Penertiban PPKM Darurat di Semarang Dinilai Arogan, PKS Minta Satgas dan Aparat Lebih Humanis
JAKARTA - Anggota Fraksi PKS DPR, Bukhori Yusuf, memprotes tindakan arogan oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang, Jawa Tengah, dalam penertiban sejumlah warung usaha saat razia Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali.
Pasalnya, Satgas COVID-19 dan Satpol PP yang melakukan penindakan dinilai terlalu arogan dan berlebihan, serta membuat rakyat semakin tertekan. Khususnya tentang sanksi kepada pedagang yang melanggar aturan, dengan disemprot warungnya menggunakan mobil pemadam dan penyitaan barang-barang dagangan.
Menurut Bukhori, tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan kendati memiliki tujuan yang baik.
“Saya bisa memahami komitmen lurus aparat dalam menegakan aturan. Walaupun demikian, tanggung jawab kita terhadap hukum tidak semestinya menghilangkan tata krama kita dalam memanusiakan manusia,” ujar Bukhori, Kamis, 8 Juli.
Legislator dapil Semarang ini juga menyesalkan tindakan represif oknum aparat yang menyita properti usaha hingga menyemprot sejumlah pertokoan yang dinilai melanggar PPKM.
Ia menegaskan, cara-cara primitif ini harus dihentikan dan tidak boleh terulang. Sebab, aparat adalah perpanjangan tangan dari negara yang dituntut memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
"Ketegasan itu penting, namun yang tidak kalah penting adalah ketegasan melalui keteladanan, pengayoman, dan kesantunan,” jelasnya.
Baca juga:
Anggota Komisi VIII DPR yang membidangi masalah sosial ini meminta aparat bisa berlaku lebih humanis dan rasional dalam menyikapi dinamika masyarakat untuk menaati aturan pemerintah.
Menurutnya, aparat harus bisa lebih sabar dan santun dalam menegur serta menasihati warga yang melakukan pelanggaran. Sebab, kata dia, sejumlah aturan larangan selama PPKM darurat bersinggungan dengan aspek nafkah mereka.
“Rakyat, khususnya para pedagang kecil ini, sesungguhnya tidak memiliki banyak pilihan. Nafkah mereka tidak ditanggung oleh negara. Wajar apabila masih didapati sebagian dari mereka tetap membuka usaha atau memaksa berjualan demi mencukupi kebutuhan nafkah mereka. Situasi serba sulit saat ini," jelas Bukhori.
Dikatakannya, kepekaan sosial dari aparat untuk sudi mendengar dan mengerti keadaan adalah hal paling esensi di samping ketegasan pada aturan. Guna menumbuhkan kepercayaan rakyat pada negara dan komitmen mereka untuk patuh pada aturan.
"Saya percaya bahwa segala sesuatu yang disampaikan dengan hati akan sampai di hati,” jelas Bukhori.