Wapres: Masyarakat Harus Yakin Hadapi COVID-19, Agama Tak Ajarkan Putus Asa
JAKARTA- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta masyarakat tetap optimistis menghadapi pandemi COVID-19. Wapres mengingatkan, agama tak pernah mengajarkan untuk putus asa dalam menghadapi suatu masalah.
"Tidak boleh ada pesimisme (menghadapi COVID-19). Tidak boleh putus asa. Dalam agama tidak boleh berputus asa dan terus optimis. Kita sebagai bangsa pejuang harus punya semangat untuk mengatasi, semangat bangkit dan bersatu untuk Indonesia lebih sehat," kata Ma'ruf dalam sebuah acara yang ditayangkan di YouTube, Minggu, 24 Mei.
Optimisme, lanjut dia, wajib dimiliki oleh seluruh masyarakat. Apalagi hingga saat ini, pemerintah telah melakukan segala upaya dalam langkah menghadapi pandemi COVID-19.
Dia kemudian menyebut sejumlah cara yang sudah dilakukan, di antaranya adalah melaksanakan tes masif yang agresif di atas 5.000 sampel per hari dan meningkatkan pelayanan kesehatan, isolasi, serta pengobatannya.
"Kita bisa melihat dengan makin banyaknya pasien yang sembuh, makin sedikit yang meninggal," ungkapnya.
Baca juga:
Mantan Rais Aam PBNU ini juga mengklaim Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah juga telah menunjukkan hasil. Hal ini, kata dia, terbukti dengan adanya sejumlah wilayah yang angka reproduksinya sudah di bawah satu. Hanya saja, Ma'ruf tidak menyebut wilayah mana saja yang dimaksudnya.
Selanjutnya, wapres mengklaim pemerintah telah berhasil menangani dampak sosial maupun ekonomi di tengah pandemi ini. "(Penanganan) ekonomi melalui bansos, bantuan tunai sehingga diharapkan COVID-19nya turun terus, ekonominya bisa membaik,” tegas dia.
Berkaitan dengan Hari Raya Idulfitri di tahun ini, Ma'ruf mengakui jika tahun ini suasananya berbeda dengan tahun sebelumnya.
Jika tahun sebelumnya, masyarakat bisa bebas bergembira, di tahun ini masyarakat harus menyesuaikan karena kondisi berbahaya di tengah pandemi COVID-19 dan hal ini juga diajarkan dalam agama.
Wapres juga mengingatkan agar hal positif selama masa pandemi ini dapat diteruskan sampai dengan pandemi berakhir. Selain menjaga kesehatan dan menjaga jarak, juga meningkatkan kegiatan digital di tengah situasi seperti ini.
"Berkomunikasi lewat digital, ini diteruskan saja dan frekuensinya ditingkatkan. Kita bisa mengakses berbagai ilmu, banyak kursus secara digital secara online, memasarkan produk juga lewat online. Kehidupan digitalisasi yang seperti ini menjadi baik," pungkasnya.