66 Tahun Mencari Kedamaian dan Semangat Hidup, Sukmawati Menemukannya pada Hindu Bali
Sukmawati Soekarnoputri

Bagikan:

JAKARTA - Sukmawati Soekarnoputri memberikan keterangan setelah menyelesaikan upacara Sudhi Wadani untuk kembali ke agama leluhur, Hindu. Sukmawati mengaku lega karena perjalanan panjang untuk menjadi pemeluk Hindu akhirnya sampai pada titik yang membuat merasa damai.

"Ini proses perjalanan panjang untuk menjadi Hindu Bali, kurang lebih 66 tahun saya akhirnya memutuskan kembali kepada agama leluhur. Jadi waktu saya kecil 4 tahun, ibu saya sangat menghormati dan mencintai ibu Mertuanya, Eyang Putri Ida Ayu Nyoman Rai," kata Sukmawati, Selasa, 26 Oktober.

Dari hobi dan kecintaan menari, Sukmawati menemukan semangat hidup. "Ibu saya melihat saya layak menjadi penari Bali, ada harapan beliau putri Presiden tahu budaya asli sendiri. Di usia 4 tahun saya didandani penari Bali untuk menari Kebyrar. Itu berkesan berkali," katanya.

Lebih lanjut, Sukmawati mengenang pengalaman di istana negara. "Dulu di sebelah kanan ada perangkat gamelan Bali sebelah kiri dan gamelan Jawa sebelah kanan. Saya naik pentas diiringi gamelan Bali. Dengan suatu pengaruh yang wajar sebetulnya, tapi saya waktu kecil itu saya menari dengan luwesnya. Sejak itu saya dicarikan guru tari Bali," paparnya.

Semakin mendalami kesenian di Bali, semakin mantap Sukmawati merasakan cintanya pada budaya Bali. "Di umur 6-7 tahun ketika di Blitar, ke rumah Eyang saya. Saya ditanya sudah bisa menari belum? Sudah. Lalu dia ajarkan bagaimana menari Bali itu saya ikut saja. Kesan waktu kecil, kesenian Bali itu ada di sukma saya," jelasnya.

Saat lulus SMA, keadaan politik membuat Sukmawati sedih dan merasakan pahit saat keluarga Soekarno yang tersisihkan. "Kakak saya Guntur dan Megawati drop out dari kuliah karena nasionalis. Saya berfikir kalau saya kuliah pasti tersisihkan. Ibu lalu menyuruh saya untuk menari. Waktu itu di TIM ada beberapa akademi seni pertunjukan. Waktu itu masih lembaga, saya lalu mendaftar menjadi mahasiswi tari. Di situ juga belajar menari Bali lagi," jelasnya.

Rupanya, kesenian Bali membawa kedamaian batin dan semangat untuk tidak putus asa. "Nggak tahu gimana ketika mendengar musik Bali itu ibu saya lagi semangat. Gamelan itu magis, itu membuat saya bersamangat lagi untuk hidup dan tidak putus asa. Saya merasa sangat bersyukur berterimakasih pada seni budaya bali yang membuat saya semangat hidup. Ibu Background ibu Sukmawati mau pindah agama," papar Sukmawati.