100 Tahun Partai Komunis China, Presiden Xi Ancam Intervensi Asing dan Reunifikasi Taiwan
JAKARTA - Presiden China Xi Jinping memuji 'dunia baru' yang diciptakan oleh rakyat negaranya, sambil memperingatkan pihak asing yang coba mengganggu negara itu akan 'dipenggal kepalanya', saat merayakan ulang tahun ke-100 Partai Komunis China.
Dalam pidato televisi selama satu jam dari Tiananmen Square, Presiden Xi berjanji untuk membangun militer China, berkomitmen untuk "penyatuan kembali" Taiwan dan menekankan otonomi yang dipegang oleh Hong Kong serta Makau.
"Rakyat China tidak hanya pandai menghancurkan dunia lama, mereka juga telah menciptakan dunia baru. Hanya sosialisme yang bisa menyelamatkan China," ujar Presiden Xi Jinping seperti mengutip Reuters Kamis 1 Juli.
Popularitas Presiden Xi dan partainya naik tinggi, ketika China pulih dengan cepat dari wabah COVID-19 dan mengambil sikap yang lebih tegas di panggung global.
Tetapi, Beijing menghadapi kritik eksternal atas tindakan kerasnya di Hong Kong, perlakuan terhadap etnis minoritas di Xinjiang, serta pandangan demografis yang memburuk dan membahayak pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Presiden Xi menegaskan, rakyat China tidak akan pernah membiarkan kekuatan asing untuk menggertak, menindas, atau menundukkan mereka.
"Siapa pun yang berani mencoba melakukan itu, kepalanya akan dibenturkan dengan darah ke Tembok Besar baja yang ditempa oleh lebih dari 1,4 miliar orang China," tegas Xi disambut tepuk tangan meriah warga yang menonton di alun-alun pusat Beijing.
Perayaan 100 tahun Partai Komunis China Hari Kamis ini dimulai dengan penerbangan jet tempur dan helikopter, disaksikan para pemimpin negara dari benteng selatan Kota Terlarang.
Dalam pidato tersebut Presiden Xi juga menyebut, China telah mencapai tujuan seratus tahun membangun masyarakat yang cukup makmur. Selain itu, Ia juga menyebut China akan membangun militer kelas dunia untuk menjaga kedaulatan, keamanan dan pembangunan.
"Kita harus mempercepat modernisasi pertahanan nasional dan angkatan bersenjata," lugas Presiden Xi, Ketua Komisi Militer Pusat yang mengendalikan angkatan bersenjata Negeri Tirai Bambu.
Presiden Xi juga menggaris bawahi, tidak ada yang boleh meremehkan tekad rakyat China untuk mempertahankan kedaulatan dan teritorialnya. Ini merujuk Taiwan, Hong Kong dan Makau.
"Semua putra dan putri China, termasuk rekan senegaranya di kedua sisi Selat Taiwan, harus bekerja sama dan bergerak maju dalam solidaritas, dengan tegas menghancurkan plot 'kemerdekaan Taiwan'," ungkapnya.
"Kami akan tetap setia pada surat dan semangat prinsip 'Satu Negara, Dua Sistem', di mana rakyat Hong Kong mengelola Hong Kong, dan rakyat Makau mengelola Makau, keduanya dengan otonomi tingkat tinggi," papar Presiden Xi seraya menjamin stabilitas sosial di kedua wilayah tersebut, melindungi keamanan, kedaulatan dan kepentingan pembangunan China.
Baca juga:
- China Dijatuhi Sanksi Negara Barat, Kim Jong-un Kirim Pesan Ajak Xi Jinping Hadapi Tantangan Bersama
- China Marah Kapal Perusak Berpeluru Kendali AS Kembali ke Selat Taiwan
- Polisi Hong Kong Tetapkan Kantor Apple Daily Sebagai TKP, Sita Aset 2,3 Juta Dolar AS
- Balas Sanksi AS dan Uni Eropa, China Keluarkan Undang-undang Baru
Untuk diketahui, mulai berkuasa tahun 1949 di bawah kepemimpinan Mao Zedong awalnya merekrut petani dan pekerja. Tahun 2020, partai ini mengalami lonjakan anggota terbesar sejak Xi menjabat sebagai presiden, yakni 2,43 juta orang, menjadikan partai ini memiliki 95.15 juta anggota berdasarkan data yang dirilis Rabu 30 Juni.