Bagikan:

JAKARTA - Kepolisian Hong Kong menetapkan kantor media Apple Daily sebagai tempat kejadian perkara (TKP), setelah 500 polisi melakukan penangkapan dan penyitaan di bawah Undang-Undang Keamanan Baru.

Apple Daily mengatakan pada Hari Kamis 17 Juni kemarin, Pemimpin Redaksi Ryan Law, Chief Executive Officer Cheung Kim-hung, Chief Operating Officer Chow Tat-kuen, Wakil Pemimpin Redaksi Chan Puiman dan Chief Executive Editor Cheung Chi-wai ditangkap dan dituduh berkolusi dengan pasukan asing untuk membahayakan keamanan nasional.

Tuduhan yang merujuk pada Undang-Undang Keamanan Baru yang diperkenalkan tahun lalu, di mana di dalamnya mengatur larangan kegiatan apa pun yang berkaitan dengan penghasutan, pemisahan diri dan subversi terhadap Beijing.

"Kasus ini melibatkan konspirasi," kata Menteri Keamanan Hong Kong John Lee kepada wartawan, menambahkan bahwa serangan polisi itu ditargetkan pada mereka yang menggunakan jurnalisme sebagai alat untuk membahayakan keamanan nasional, seperti melansir CNN Jumat 18 Juni.

Inspektur senior Steve Li, dari departemen keamanan nasional kepolisian mengungkapkan, aset senilai 18 juta dolar Hong Kong (2,3 juta dolar Amerika Serikat) yang terkait dengan surat kabar itu telah dibekukan. Aset dimiliki oleh tiga perusahaan; Apple Daily, Apple Publishing & A.D. Internet Limited.

apple daily
Polisi Hong Kong menyita sejumlah barang dari kantor media Apple Daily. (Wikimedia Commons/立場新聞)

Setelah penggerebekan awal, Li mengatakan markas besar Apple Daily sekarang menjadi TKP, dan petugas telah menyita perangkat elektronik, seperti ponsel, komputer dan laptop. Dalam gambar yang dipublikasikan secara online oleh Apple Daily, petugas polisi terlihat memeriksa komputer di kantor.

Li mengatakan, polisi sedang menyelidiki Apple Daily untuk upaya sebelumnya untuk berkolusi dengan pasukan asing dan elemen eksternal untuk membahayakan keamanan nasional. 

Diterangkan olehnya, sejak 2019 Apple Daily telah menerbitkan artikel yang menyerukan negara-negara asing untuk memberikan sanksi kepada pemerintah China dan Hong Kong. Li juga mendesak masyarakat untuk tidak memposting ulang konten tersebut. 

"Jika Anda tidak memiliki alasan nyata untuk membagikan jenis artikel ini, saya akan menyarankan semua orang untuk tidak melakukannya," Li memperingatkan.

Li mengatakan, operasi Hari Kamis tidak menargetkan pers, tetapi satu organisasi individu yang melanggar undang-undang, seraya mengatakan Pemerintah Hong Kong menghargai kebebasan pers.

apple daily
Hong Kong kantor media Apple Daily. (Wikimedia Commons/Prosperity Horizons)

Penangkapan dan penyelidikan adalah langkah terbaru dalam peningkatan tindakan keras terhadap tabloid milik taipan Jimmy Lai yang dituding anti-Beijing dan provokatif.

Sementara, Lai yang selama beberapa dekade telah menjadi simbol ketegangan Hong Kong dengan China, telah menghadapi dakwaan di bawah Undang-Undang Keamanan Baru.Saat ini menjalani hukuman penjara karena perannya dalam majelis tidak sah yang berasal dari protes pro-demokrasi tahun 2019.

Terpisah, Sekretaris Keamanan Otoritas Hong Kong John Lee Ka-chiu berusaha memadam kekhawatiran kebebasan pers, dengan menyebut penyelidikan yang dilakukan menargetkan tindakan yang bukan pekerjaan jurnalistik normal. 

"Harap dipahami, tindakan kami tidak menargetkan pekerjaan jurnalistik. Kami menargetkan pelaku yang menggunakan pekerjaan jurnalistik sebagai alat untuk membahayakan tindakan keamanan nasional," tandas Lee Lee.

Untuk diketahui, kebebasan pers adalah hak dasar yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar Hong Kong, konstitusi mini kota.