Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital, UMKM Diharapkan Bertumbuh
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika berupaya agar ekonomi digital, terutama bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), bisa terus tumbuh. Ekonomi digital dipandang bisa menjadi penyokong selama pandemi virus corona, apalagi selama pandemi, sektor informasi dan komunikasi tumbuh dua digit.
UMKM menyumbang 61,07 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, senilai Rp8.573,89 triliun. Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto sektor informasi dan komunikasi selalu positif secara year-on-year tahun lalu.
Pada kuartal I 2020, sektor informasi dan komunikasi tumbuh 9,82 persen, kemudian tumbuh lagi menjadi 10,85 persen pada kuartal II. Sektor tersebut sedikit menurun pada kuartal II, namun, pertumbuhan tetap positif, menjadi 10,72 persen dan kembali naik pada kuartal IV menjadi 10,91 persen.
Pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi sepanjang 2020 tercatat sebesar 10,58 persen, naik dibandingkan 2019 sebesar 9,42 persen secara c-to-c.
Baca juga:
Penguatan ekonomi digital oleh Kominfo diwujudkan melalui pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan mendorong UMKM masuk ke platform digital. Dua program tersebut dinilai bisa memberikan dampak langsung terhadap ekonomi digital di Indonesia.
Sejak pandemi tahun lalu, Kementerian Kominfo mendorong pelaku UMKM bergabung ke ekosistem digital untuk membantu kelangsungan bisnis mereka.
Data terbaru dari Kominfo, baru 18 persen UMKM yang masuk ke platform digital dari total populasi UMKM di Indonesia 64,2 juta unit. Pemerintah menargetkan ada 30 juta UMKM, atau sekitar 50 persen dari populasi, yang bergabung ke ekosistem digital pada 2024 nanti.
Program digitalisasi UMKM ini diwujudkan melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, yang dicanangkan sejak tahun lalu. "Agar UMKM dan ultra mikro mampu melalui masa COVID-19," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, saat acara Puncak Bangga Buatan Indonesia di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat 18 Juni seperti dilansir Antara.
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia bukan sekadar jargon mengajak masyarakat menggunakan produk-produk lokal. Menjelang Hari Raya Idul Fitri pada Mei lalu, Kominfo bersama Kementerian Perdagangan dan Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) mengadakan Hari Bangga Buatan Indonesia, berupa festival belanja produk lokal di 72 platform dagang elektronik.
Dukungan berwirausaha digital juga diberikan dalam bentuk pelatihan Kewirausahaan Digital, bagian dari program beasiswa Digital Talent Scholarship.
April lalu, Kominfo mengadakan pelatihan khusus perempuan di Kewirausahaan Digital, bagian dari rencana mencetak 22.000 wirausaha digital.
Pelatihan dan Pendampingan
Pemerintah juga mengintensifkan stimulus pelatihan yang sudah ada sejak 2017 lalu, Scaling-up UMKM/UMi, Petani dan Nelayan Digital, berupa pengembangan dan pendampingan bagi pelaku usaha di sektor tersebut.
Program lainnya berupa pelatihan bahasa Inggris dan pemasaran digital untuk UMKM/Ultra Mikro dan pegiat desa wisata di destinasi wisata super prioritas.
Program pelatihan dan pendampingan bagi UMKM menjadi penting ketika melihat indeks kesiapan digital UMKM yang baru berada di angka 3,6 dari skala 5, menurut survei Katadata Insight Center pada pertengahan 2020 lalu.
Mewujudkan UMKM Indonesia yang terhubung ke platform digital akan lebih efektif jika dilakukan bersama pelaku industri digital. Beberapa waktu lalu, kementerian mengadakan Forum Ekonomi Digital Kominfo, yang diharapkan bisa menjadi forum komunikasi resmi pemerintah dengan pelaku industri digital.
Infrastruktur telekomunikasi
Faktor yang tidak kalah penting dalam digitalisasi UMKM terletak pada koneksi internet dan ketersediaan infrastruktur.
Sambil terus mendorong pelaku UMKM masuk ke platform digital, Kominfo terus memperluas pembangunan infrastruktur telekomunikasi agar jaringan seluler semakin merata. Kementerian sedang mengupayakan agar pembangunan infrastruktur telekomunikasi selesai pada 2022 nanti, lebih cepat satu dekade dari rencana semula.
Seluruh desa dan kelurahan di Indonesia, yang total berjumlah 83.218, pada akhir 2022 diharapkan bisa terhubung ke sinyal 4G.
Dari total 80 ribuan desa tersebut, masih ada 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau jaringan telekomunikasi seluler.
Kominfo melalu Badan Layanan Umum (BLLU) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) bersama operator seluler membangun menara base transceiver station (BTS) di titik-titik blankspot tersebut agar bisa terjangkau layanan seluler.
Dari 12.548 desa dan kelurahan, terdapat daerah tertinggal, terdepan dan terluar atau 3T yang merupakan wilayah kerja BLU BAKTI. Wilayah 3T yang belum terjangkau layanan seluler berjumlah 9.113 titik.
Titik lainnya, yang berjumlah 3.435, akan dikerjakan oleh operator seluler karena merupakan wilayah komersial.
BTS 4.200 Titik
BAKTI berencana membangun menara BTS di 4.200 titik tahun ini, sementara 3.704 lainnya pada 2022. Hingga 2020 lalu, BAKTI Kominfo telah membangun 1.209 menara BTS.
Pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia tidak hanya terpusat pada menara BTS, Kementerian tahun depan akan mengoptimalkan jaringan tulang punggung Palapa Ring dengan program integrasi.
Program integrasi Palapa Ring ini didominasi kabel darat sepanjang 8.203 kilometer, sementara kabel laut sepanjang 3.880 kilometer.
Kominfo, memasuki 2022, berencana menambah kapasitas satelit sebesar 7GBps, total menjadi 37GBps. Pada 2024 nanti, kapasitas satelit ditargetkan mencapai 117GBps.
Hingga Juni ini, satelit yang dimiliki Indonesia memiliki kapasitas 21GBps dan akan ditingkatkan menjadi 30GBps hingga akhir tahun ini.
Pemerintah juga sedang membangun satelit multifungsi SATRIA-1, yang dijadwalkan bisa mengorbit pada 2023 nanti.