Meski Tumbuh Melambat, Utang Luar Negeri Indonesia Dekati Level Rp6.000 Triliun
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada April 2021 sebesar 418 miliar dolar AS atau setara Rp5.961,5 triliun (kurs Rp14.262).
Posisi ULN tersebut tumbuh 4,8 persen year-on-year (y-o-y) dan lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan Maret 2021 dengan 7,2 persen y-o-y.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan perkembangan tersebut didorong oleh perlambatan pertumbuhan posisi ULN Pemerintah dan ULN Swasta.
“Utang luar negeri pemerintah pada periode April tahun ini tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” kata dia dalam keterangan resmi seperti yang dikutip pada Rabu,16 Juni.
Erwin menambahkan, secara tahunan ULN pemerintah tumbuh melambat menjadi 8,6 persen y-o-y dari sebelumnya 12,6 persen pada Maret 2021.
“Pemerintah tumbuh pada bulan April 2021 seiring dengan penarikan neto pinjaman luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek, di antaranya program inklusi keuangan,” tutur Erwin.
Di samping itu, sentimen positif pelaku pasar global yang tetap terjaga mendorong investor asing kembali menempatkan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.
“ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, termasuk upaya penanganan pandemi COVID-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” tegasnya.
BI mengklaim, ULN pemerintah di periode April 2021 tercatat sebesar 206,0 miliar dolar AS yang dinilai relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen.
Baca juga:
Adapun, ULN swasta tumbuh melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 1,2 persen y-o-y dari sebelumnya 2,6 persen pada Maret 2021.
“Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada April 2021 tercatat sebesar 209,0 miliar dolar AS dan didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 78,4 persen terhadap total,” sambung Erwin.
Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.
Secara rasio, ULN Indonesia pada April 2021 terkendali dengan besaran 37,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dibandingkan dengan Maret 2021 yang sebesar 39,1 persen PDB.
“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan dengan didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” tutup Erwin.