Jokowi Minta Akhir Mei Alkes Buatan Dalam Negeri Diproduksi Massal

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan, industri dalam negeri sudah berhasil mengembangkan inovasi di bidang alat kesehatan seperti PCR kit, RDT, ventilator, dan laboratorium BSL-2 untuk menghadapi pandemi COVID-19.

Sehingga dia berharap hasil inovasi ini segera diproduksi secara massal. Tujuannya, agar Indonesia tidak lagi bergantung pada produk impor dari luar negeri.

"Kami harapkan pada akhir Mei semua inovasi sudah bisa diproduksi secara massal sehingga tidak bergantung lagi dengan produk impor," kata Jokowi dalam video conference yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 14 Mei.

Apalagi, kata Jokowi, kualitas produksi dalam negeri tidak kalah dengan barang impor dari luar. Demikian juga dari sisi desain juga tidak ketinggalan. Sehingga, produk dalam negeri harusnya bisa bersaing dan jadi kebanggaan.

"Karya semua anak bangsa ini harus kami apresiasi, harus kami hargai, harus kami dukung, harus kami beri ruang sebesar-besarnya, kami manfaatkan, dan kami gunakan untuk keselamatan dan kemajuan bangsa dan negara," ungkapnya.

Di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini, Jokowi mengingatkan Indonesia harus bisa bertumpu pada kekuatan sendiri. Sebab, saat ini bersama 213 negara lainnya, Indonesia tengah menghadapi situasi dan tekanan berat untuk menyelamatkan rakyat dan ekonomi negara.

Sehingga berdiri di atas kaki sendiri adalah sebuah keharusan. "Berdiri di atas kaki kita sendiri. Harus mampu menyelesaikan tantangan kita sendiri baik kesehatan maupun sosial ekonomi," tegasnya.

Dia juga berpesan pandemi COVID-19 tak boleh jadi penghalang bagi para inovator. Dia menilai, keterbatasan saat ini harusnya menjadi tantangan baru dalam berinovasi.

"Keterbatasan justru mendorong kita untuk tetap berinovasi, mendorong kita bertransformasi, menggali potensi diri, dan menciptakan peluang," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brojonegoro menjelaskan perkembangan produksi alat kesehatan dalam negeri untuk hadapi pandemi COVID-19.

Saat ini, kata dia, alat pengujian polymerase chain reaction (PCR) dalam negeri sudah dalam tahap validasi. Selain itu, pemerintah sudah menguji empat prototype ventilator yang dibuat dalam negeri dan salah satunya sudah masuk ke tahap uji klinis.

Pengujian alat bantu nafas ini dilakukan oleh Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Kapasitas produksi kira-kira 100 unit ventilator per pabrik tiap minggu. Jadi diharapkan ini bisa mengejar kebutuhan ventilator kita yang memang masih cukup besar," ungkap Bambang pada 11 Mei yang lalu,