1.753 ASN Pemkot Siap Jadi Orang Tua Asuh Anak MBR di Surabaya

SURABAYA - Sebanyak 1.753 ASN menjadi orang tua asuh dan menanggung sebanyak 2.416 anak asuh dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengeluarkan imbauan agar ASN menjadi orang tua asuh bagi anak dari kalangan MBR.

Eri Cahyadi menegaskan tidak ingin ada anak Surabaya yang putus sekolah meski di tengah pandemi COVID-19 yang mempengaruhi perekonomian warga. Karenanya dia mengimbau seluruh pegawainya untuk berpartisipasi dalam program beasiswa pendidikan tersebut, yaitu dengan menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang berasal dari keluarga MBR.

"Alhamdulillah sampai hari ini, sudah ada sebanyak 1.753 pegawai yang menjadi donatur. Mereka akan menanggung 2.416 anak asuh dari kalangan anak-anak MBR. Jumlah ini akan terus bertambah seiring berjalannya waktu," kata Eri Cahyadi di ruang kerjanya, Senin, 14 Juni.

Menurutnya, para donatur atau pegawai Pemkot Surabaya itu akan menyisihkan penghasilannya Rp125 ribu setiap bulannya, dan akan berlaku sampai 3 tahun atau sampai anak itu lulus sekolah. 

"Ini zakat penghasilan kita. Bisa dibayangkan kalau ini disatukan untuk membantu anak asuh ini, pasti mereka akan sangat terbantu di tengah pandemi ini," tegasnya.

Melalui program ini, Eri Cahyadi mengaku ingin menumbuhkan rasa gotong-royong dan terus memupuk rasa cinta kasih kepada sesama. Makanya, program ini diawali dari lingkungan ASN di Pemkot Surabaya, termasuk Wali Kota Eri Cahyadi. 

"Gotong-royong dan cinta kasih inilah yang akan menjadi awal kebangkitan sebuah kota dan negara," ujarnya.

Bagi Eri Cahyadi, bila rasa gotong-royong dan cinta kasih yang tinggi terwujud, maka berbagai masalah di Kota Surabaya akan bisa diatasi.

"Fainsyallah bisa menyelesaikan berbagai masalah di Surabaya. Ini yang kita lakukan hari ini," ujarnya.

Selain itu, Eri Cahyadi enjelaskan program anak asuh ini sebenarnya sudah ada sebelumnya dan sudah menggandeng beberapa perusahaan yang memberikan CSR. Bagi dia, dalam membangun sebuah kota, harus melibatkan semua stakeholder, ia sadar pemerintah tidak bisa berjalan sendirian.

"Alhamdulillah ketika semua stakeholder itu menjadi satu bagian, kita sampaikan semua permasalahan Kota Surabaya bisa diatasi, karena semuanya sudah hadir untuk membantu Surabaya. Dan itulah yang selalu saya katakan bahwa kehadiran semua stakeholder ini adalah keberhasilan sebuah kota," ujarnya.