Lansia Butuh Perhatian Dua Kali Lipat saat Pandemi: Rawan Terkena Virus Apapun

JAKARTA - Pemerhati sosial di Kota Makassar Dr H Hatita dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar mengatakan penduduk lanjut usia (lansia) membutuhkan perhatian ekstra di tengah pandemi COVID-19.

"Perlakuan terhadap lansia pada masa pandemi COVID-19 seyogyanya meningkat dua kali lipat dibanding masa sebelum COVID-19 mewabah," kata Dr Hatita di Makassar, Sabtu 29 Mei, menanggapi peringatan ke-25 Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN), dikutip dari Antara.

Menurut dia, lansia lebih rawan terkena virus apapun jenisnya akibat fungsi organ tubuh yang mulai menurun seiring pertambahan umur.

Karena itu, lanjut dia, wajar jika Kementerian Sosial mengusung tema peringatan HLUN tahun ini "Lansia Bahagia Bersama Keluarga", dengan harapan peran anggota keluarga menjadi bagian utama dalam merawat dan menjaga lansia, namun bukan berarti negara lepas tangan.

Menurut dia, negara juga memiliki peran penting dalam mengakomodasi lansia, bukan saja pada saat usia produktif. Lansia sebagian besar telah berjuang merebut kemerdekaan Republik Indonesia dan menegakkan kedaulatan negara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia sebanyak 26,82 juta jiwa (9,92 persen), data tersebut berdasarkan hasil survei BPS 2020.

Sementara itu, peringatan HLUN dilatarbelakangi oleh sejarah dimana Dr. KRT Radjiman Widiodiningrat, yang pada saat itu merupakan anggota paling sepuh, didaulat menjadi pimpinan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945.

Tanggal 29 Mei ini dicanangkan kembali pada tahun 1996 di Semarang sebagai Hari Lanjut Usia Nasional oleh Presiden RI pada saat itu. Tanggal ini dipilih sebagai penghormatan bagi Dr. KRT Radjiman Widiodiningrat atas segala jasanya.