Epidemiolog UGM: Vaksinasi COVID-19 Timbulkan Rasa Aman Semu
JAKARTA - Ahli Epidemiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Riris Andono Ahmad menyatakan rasa kekhawatirannya vaksinasi COVID-19 yang terus diupayakan pemerintah memunculkan rasa aman semu bagi sebagian warga sehingga menjadi abai terhadap protokol kesehatan karena menganggap dirinya sudah kebal dari COVID-19.
"Jangan malah justru menimbulkan rasa aman semu karena toh divaksinasi tidak membuat orang 100 persen terhindar dari infeksi COVID-19," kata Riris dihubungi di Yogyakarta, dilansir Antara, Jumat, 28 Mei.
Menurut Riris, hingga saat ini upaya vaksinasi COVID-19 masih terus digencarkan pemerintah sehingga untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.
Untuk benar-benar menghentikan pandemi, herd immunity atau kekebalan kelompok harus tercapai lebih dahulu yakni dengan vaksinasi minimal menjangkau 70 persen dari penduduk Indonesia.
"Sekarang berapa banyak, paling vaksinasi baru mencapai tiga persen dari populasi. Dengan demikian kira-kira ada dampak atau tidak?" kata dia.
Baca juga:
- Menlu Retno Marsudi: Penghapusan Hak Paten Vaksin COVID-19 Sangat Krusial
- Mulai Program Vaksinasi COVID-19 untuk Hewan, Rusia Siapkan 17 Ribu Dosis Carnivac-Cov
- Baru AstraZeneca yang Boleh Jadi Syarat Perjalanan Haji dan Umrah, Vaksin Bikinan China Belum Kantongi Izin WHO
- Jenderal AS Khawatir Konflik Berkepanjangan, Mesir Pengalaman Tengahi Hamas-Israel
Menurut dia, timbulnya rasa aman semu merupakan efek samping secara komunitas dari pelaksanaan vaksinasi di mana orang tidak memahami secara penuh batasan dari vaksinasi.
Oleh sebab itu, seiring proses pembentukan kekebalan di level komunitas, menurut dia, masyarakat yang telah memperoleh vaksin harus tetap menerapkan 5M mencakup mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas secara konsisten.
Tanpa menerapkan 5M secara ketat, ia memperkirakan penularan COVID-19 berpotensi masih akan terus terjadi meski sebagian warga telah disuntik vaksin COVID-19.
"Tidak ada cara lain kecuali 5M sampai beberapa tahun ke depan. Kalau tidak, ya risiko kita tertular semakin tinggi," kata dia.