Jokowi Minta Kepala Daerah Evaluasi PSBB

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi), meminta penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah harus berjalan secara ketat dan tetap efektif di tengah penyebaran COVID-19.

"Mengenai penerapan PSBB di 4 Provinsi dan 22 kabupaten/kota. Saya ingin memastikan bahwa ini benar-benar diterapkan secara ketat dan efektif," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas penanganan COVID-19 yang disiarkan di YouTube Sekretariat Kabinet, Senin, 4 April.

Dalam penerapan PSBB tersebut, Jokowi juga meminta agar para kepala daerah punya target yang jelas. Jumlah pengambilan sampel dan tes polymerase chain reaction (PCR) yang dilakukan, kata dia, harus ada target supaya penyebaran bisa diketahui dan tracing contact bisa dilaksamakan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini, juga menyoroti soal isolasi mandiri yang dilakukan oleh masyarakat. Dia meminta, kepala daerah memonitor pelaksanaan isolasi mandiri itu. Sebab, masih banyak pasien positif COVID-19 yang bisa keluar dari rumah sakit maupun pasien dalam pengawasan (PDP) yang bisa keluyuran.

"Saya lihat ada yang sudah positif saja masih bisa lari dari rumah sakit dan yang PDP masih aktivitas kesana kemari," kata Jokowi sambil menambahkan manula juga harus mendapat perhatian dari pemerintah pusat karena masuk dalam kelompok rentan.

Lewat rapat terbatas itu, Jokowi juga meminta agar setiap daerah melakukan evaluasi PSBB untuk bisa mengevaluasi segala kekurangan. Apalagi, saat ini sudah ada beberapa wilayah yang melaksanakan perpanjangan masa penerapan PSBB.

"Ini perlu evaluasi, mana yang penerapannya terlalu over, kebablasan dan mana yang masih kendor. Evaluasi ini penting, sehingga kita bisa melakukan perbaikan di kota kabupaten atau provinsi yang melakukan PSBB," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, total kasus positif COVID-19 sudah mencapai 11.192 orang. Untuk jumlah kasus sembuh saat ini kian mengungguli kasus meninggal dunia. Ada penambahan sebanyak 211 pasien sembuh, sehingga total menjadi 1.876 pasien. Sementara, pasien meninggal 14 orang, sehingga menjadi 845 pasien.