Ternyata Penularan Mutasi COVID-19 di Indonesia Lebih Agresif dari yang Pemerintah Duga
JAKARTA - Puluhan kasus mutasi virus COVID-19 sudah masuk ke Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebut kecepatan penularan virus varian baru yang ada ternyata lebih cepat dari perkiraan pemerintah.
Dante mengambil contoh penularan mutasi COVID-19 B1617 yang menularkan 14 WNI anak buah kapal (ABK) Filipina yang masuk ke Indonesia. Mereka tertular varian baru corona karena sebelumnya sudah mendarat di Indonesia.
"Di Cilacap ada kapal Filipina yang berlambuh, kapal sebelumnya sudah mendarat di India. Kemudian dari 20 ABK, kami melakukan pemeriksaan skrining genomik ternyata ada 14 kasus mutasi," kata Dante dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Kamis, 27 Mei.
Dari 14 kasus mutasi tersebut, ternyata mereka menularkan virus corona kepada 31 tenaga kesehatan. Padahal, tenaga kesehatan tersebut sudah memakai alat pelindung diri (APD).
Tenaga kesehatan yang tertular kembali dilakukan penelusuran kontak. Hasilnya, ada 12 orang yang tertular COVID-19 dan kembali ditemukan 6 orang yang tertular berdasarkan penelusuran selanjutnya.
Berkaca dari kasus ini, Dante mengungkapkan bagaimana agresifnya penularan dari mutasi virus corona kepada orang lain.
"Jadi, ada 49 kasus yg tertular dari 14 kasus. Ini artinya laju penularannya kira-kira 3,35 kali lipat dibandingkan dgn target kita. Seharusnya, laju penularan harus kurang dari 0,9 atau paling tinggi 1 kalau kita ingin mendefinisikan kasus itu tidak menular secara berat," jelas Dante.
Baca juga:
- Usut Dugaan Pelanggaran, Komnas HAM Berencana Panggil Firli Bahuri Pekan Depan
- Pemerintah Ajukan Penambahan Dana Alokasi Khusus Otsus Papua
- Wadah Pegawai KPK Serahkan Daftar Nama yang Harus Diperiksa Komnas HAM Terkait TWK
- Rizieq Shihab Tak Divonis Penjara Kasus Kerumunan Megamendung, Dihukum Bayar Denda Rp20 Juta
Secara keseluruhan, saat ini sudah ditemukan 54 kasus mutasi COVID-19 di Indonesia, mulai dari B1117 asal Inggris, B1617 asal India, dan B1351 asal Afrika Selatan.
Dari 54 kasus varian baru COVID-19 yang ditemukan, 35 kasus di antaranya adalah varian kasus yang berasa dari migran dari luar Indonesia. Lalu, ada 19 kasus berasal dari penularan di Indonesia.
"Artinya, sudah ada penyebaran kontaminasi lokal di Indonesia untuk varian of concern yang terjadi secara mutasi. Mutasinya sudah terjadi di beberapa provinsi di Indonesia, baik transmisi lokal maupun transmisi impor," pungkasnya.